Selasa, 31 Agustus 2021

ARTI LIRIK TRESNO WARANGGONO


















Sedih rasa rasanya menangis dalam hatiku
Bila teringat senyum tawamu
Suara lagu cinta ini membuat rindu hatiku
Selalu ingat aku kepadamu
duhai sayang sebenarnya aku tahu hatimu
Namun pastinya aku bukan jodohmu
Memang rasa tinggallah rasa
Harus rela kamu menerima
Relakan aku bersanding dengan wanita lain
Tak terasa sudah sewindu aku tidak bertemu
Terbangun hatiku mendengar suaramu
Aku hanya bisa berdoa seseorang yang ku cinta
Semoga bisa hidup tenteram dan mulia
Ku tulis cerita cintamu di lagu cintaku
Ku nyanyikan setiap aku kangen dirimu
Sebenarnya aku menangis namun cinta sudah ditakdirkan
Aku jalani dengan ikhlas hati
Anganku melayang mengembara di angkasa
Tak bisa memiliki hanya bisa melihat
Menetes air mataku deras di pipi ini
Apakah cinta itu tak harus memiliki
Sudah relakan aku sudah cukup lupakan
Kisah cinta ini akan jadi cerita

Sabtu, 27 Mei 2017

Jack sparrow Vs Cheng Ho

Siapa sangka #JackSparrow dalam film Pirates of the Caribbean adalah seorang muallaf. Lahir di daratan Inggris, merompak di perairan Eropa, kemudian ia melarikan diri ke Tunisia dan mengenal Islam di sana.

Saat itu, Tunisia di bawah kekuasaan Turki Ottoman. Ya, Jack Sparrow adalah seorang Muslim. Terus, bagaimana dengan Cheng Ho? Sama seperti Jack Sparrow, Cheng Ho adalah pelaut Muslim. Bedanya, Cheng Ho bukan muallaf, bahkan ia salah satu penyebar agama Islam.

Berbagai bukti sejarah menunjukkan bahwa penyebar agama Islam di Nusantara berasal dari Timur Tengah, Gujarat, dan Cina (Tiongkok).

Penyebar agama Islam yang terkenal dari Cina adalah Laksamana Cheng Ho (Zheng He). Menurut Matt Rosenberg, ekspedisi laut Cheng Ho dihelat puluhan tahun lebih awal ketimbang tiga pelaut kebanggaan Barat, yaitu Christopher Columbus, Vasco da Gama, dan Ferdinand Magellan. Tercatat, Cheng Ho tujuh kali melawat Nusantara. Jelas sudah, Cheng Ho bukan penjelajah ecek-ecek.

Lahir di Provinsi Yunan, Cheng Ho dibesarkan dalam keluarga Muslim dan ayahnya sudah berhaji. Jelas sudah, Cheng Ho bukan muslim ecek-ecek. Bukan pula muslim KTP. Wong, saat itu belum ada KTP, hehehe.

Ketika ke Samudera Pasai, Cheng Ho sempat memberi lonceng besar Cakra Donya kepada sultan setempat, yang kini tersimpan di museum di Banda Aceh. Alhamdulillah, saya pribadi pernah berkunjung ke Samudera Pasai, lokasi kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Ketika ke Cirebon, Cheng Ho sempat memberi piring bertulis Ayat Kursi kepada sultan setempat, yang kini tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Di antara kita pasti banyak yang pernah berkunjung ke sana.

Tulisan ini boleh Anda share. Kadang #sejarah perlu kita telusuri. Dengan begini, niscaya akan terpetik hikmah di sana-sini. Dan akhirnya, saat melihat perbedaan, kita masih bisa memahami dan berempati.

From: fb Ippho Santosa.

SIAPA BILANG HARTA TIDAK DIBAWA MATI

Haji Usman, pemilik salah satu usaha batik dan olahan texstil terkemuka di Yogyakarta, memang dikenal masyarakat atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya.
Seakan dunia telah begitu hina dimatanya.
Inilah mungkin sosok nyata orang yg dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.
Maka beberapa orang pengusaha muda yg bersemangat mendatangi beliau.
'Ajarkan pada kami Ji, bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman.
Bisa bisnis maju sukses, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan..hingga seperti haji Usman, bersadaqah terasa ringan'.
'Wah', sahut Haji Usman tertawa, 'Antum salah alamat' !
'Lho ?'
'Lha iya...kalian datang pada orang yg salah.
Lha saya ini *SANGAT SAYANG JG MENCINTAI HARTA SAYA.*
Saya ini sangat mencintai Aset yg saya miliki '.
'Lho ?'
'Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
AKAN SAYA BAWA MATI DIKUBUR DENGAN HARTA BISNIS SAYA..
Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya.
Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu :
TITIP pada Masjid.
TITIP pada anak Yatim.
TITIP pada Fakir miskin.
TITIP pada Madrasah.
TITIP pada Pesantren.
TITIP pada pejuang fii sabilillah.
TITIP pada Guru2 Agama.
TITIP pada Karyawan yg rajin Ibadah.
TITIP pada sodara dan karyawan yg dirawat sakit.

Alhamdulillah ada yg berkenan mau dititipi, saya senang sekali.
Alhamdulillah ada yg sudi diamanati, saya bahagia sekali.
Insya Allah DI AKHIRAT NANTI SAYA BISA AMBIL LAGI, TITIPAN SAYA.
Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat dialam kubur dan diakhirat'.
Jadi..! Siapa bilang harta tdk dibawa mati ?
Harta itu dibawa mati !!
Caranya ?
*JANGAN BAWA SENDIRI*...minta tolong dibawakan oleh anak Yatim, Fakir miskin, orang-orang yg berjuang di jalanNYA dll..dll.
Karena anak dan keluarga sy cuma kasih kain kafan putih saja ketika sy sdh meninggal nanti.
Semoga menjadi renungan kita para sahabat yg soleh dan solehah.