Jumat, 14 Oktober 2016

RAMPOKAN MACAN DI KEDIRI (1890-1925)

Rampokan macan, juga ditulis rampok macan atau rampog macan adalah upacara kurban Jawa yang berlangsung selama abad ketujuh belas sampai awal abad kedua puluh. Awalnya dilakukan dalam alun-alun kerajaan Jawa saja, rampokan macan terdiri dari dua bagian: sima-Maesa, pertarungan di kandang antara kerbau dan harimau dan rampogan sima yang beberapa harimau diposisikan dalam lingkaran para pria bersenjatakan tombak dan meninggal apabila mencoba melarikan diri.
Mengambil tempat di lokasi yang sangat simbolis, di alun-alun, dan menggunakan hewan yang sangat simbolis dalam Budaya Asia Tenggara (harimau dan kerbau), di mana rampokan macan adalah upacara dengan interpretasi budaya yang kaya. Dilihat sebagai penghapusan kejahatan oleh para pengamat Eropa, rampokan macan paling mungkin melambangkan perjuangan kemenangan yang berdaulat terhadap kekacauan yang digambarkan sebagai harimau, dan pemurnian seluruh kerajaan.
Selama abad kedelapan belas dan abad kesembilan belas, simbolisme ritual rampokan macan melemah dan upacara secara bertahap menjadi acara atau festival. Atribut royalti Jawa, itu digunakan oleh kaum bangsawan, priyayi untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan kaum pangeran bangsawan. Rampokan macan juga dipandang sebagai perjuangan politik simbolis antara VOC dan Pemerintah Jawa.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda melarang rampokan macan pada tahun 1905.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een tijgergevecht Kediri TMnr 10017893.jpg

Tidak ada komentar: