Minggu, 24 Maret 2013
MASAKAN KE DUA WIDHA ERVIAN WARDHANI
Kamis, 21 Maret 2013
KHUTBAH JUM'AT tentang GHIBAH
Apa Yang Diperbolehkan Melihat Wanita Yang Akan Dipinang?
KENAPA BAJU OPRASI DOKTER BERWARNA HIJAU ?
Kenapa Baju Operasi Dokter Berwarna Hijau?
Share on linkedi
Warna merah berlawanan dengan Hijau |
MUALLAF
FATWA BEKICOT
Fatwa MUI : Bekicot
Haram Dimakan
Redaksi – Rabu, 8 Jumadil Awwal 1434 H /
20 Maret 2013 22:01 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
membahas hukum halal dan haram
mengenai bekicot. Hewan itu tengah
digandrungi menjadi santapan di
beberapa restoran, terinspirasi dari menu
utama restoran Perancis. Bahkan
menjadi menu favorit. Nah, Komisi Fatwa
MUI sudah memutuskan bahwa
mengkonsumsi bekicot sebagai makanan
hukumnya haram.
“Hukum memakan bekicot adalah
haram,” kata Sekretaris Komisi Fatwa
MUI Asrorun Niam saat berbincang, Rabu
(20/3/2013).
Menurut doktor hukum Islam ini, selain
memakan, mengelola dan
membudidayakan untuk konsumsi juga
tidak boleh. “Demikian juga haram
membudidayakan dan memanfatkannya
untuk kepentingan konsumsi,” tambah
Niam.
Niam menjelaskan, menurut Qaul dari
Jumhur Ulama, ” Hanafiyyah, Syafi’iyyah,
Hanabilah, Zhahiriyyah, sedangkan
Imam Malik menyatakan kehalalannya
jika ada manfaat dan tidak
membahayakan,” tuntasnya.
Jelasnya lagi, bekicot itu termasuk
kategori Hasyarot, dan hasyarot itu
haram untuk dikonsumsi. “Kami di MUI
mengambil pendapat ini. Walaupun
memang ada sebagian kecil Ulama Salaf
yang berpendapat lain,” tambahnya. Yang
dimaksud hasyarot itu seperti ular,
kalajengking, hewan melata lainnya ,
kumbang, kecoak, dan tikus.
Maka kami mengingatkan umat agar
memahami fatwa ini. Karena di sebagian
masyarakat ada yang mengolah bekicot
menjadi menu konsumsi, seperti sate
bekicot. Termasuk juga menu Escargot,
yang terkenal di Eropa. Haram bagi umat
Islam untuk mengkonsumsinya.
Demikian ditandaskan oleh Ketua KF
MUI ini.
Fatwa MUI ini disahkan pada 2012. Fatwa
ditandatangani Prof DR Hasanuddin AF
selaku Ketua Komisi Fatwa.
“Agar setiap muslim dan pihak-pihak
yang memerlukan dapat mengetahuinya,
menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini,” tuntasnya.
Selasa, 19 Maret 2013
9 PERTANYAAN SEPUTAR MENSTRUASI
JANGAN PERNAH MENGELUH,PERTOLONGAN ALLAH PASTI DATANG
Sore itu Rabu, tanggal 27 Juni 2007 ada sebuah sms masuk ke hp ustadz Burhan. Sms itu berasal dari Abdul Majid rekannya dan berbunyi: NANTI MALAM SAYA MAU KE RUMAH BA’DA MAGRIB, BOLEH GA?
Sang ustadz menjawab: BOLEH, TAPI JANGAN BA’DA MAGRIB. ABIS ISYA AJA YA…. DITUNGGU!
Abdul Majid membalas lagi: JGN DITUNGGU, KARENA MAU “NGEREPOTIN”. ANGGAP AJA DATENG MENDADAK!
Ustadz Burhan tidak membalas sms terakhir dan benar saja begitu shalat Isya telah didirikan, Abdul Majid pun datang ke rumah Ustadz.
Abdul Majid datang ke rumah Ustadz Burhan dengan tampang kusut. Sepertinya dia lagi banyak masalah. Biasa orang sekarang, Hidup sarat dengan masalah! Saking pusing dengan masalahnya ia langsung berkata kepada ustadz dan masuk rumahnya tanpa salam: “Bang Haji, tolongin saya dong pinjemin duit barang tiga juta setengah… Saya lagi pusing nih!”
“Emangnya ada apa Majid?” sang ustadz bertanya balik.
Setahu ustadz Burhan, Abdul Majid adalah anak yang baik. Dia baru berumur 27 tahun dan belum menikah. Meski demikian, Abdul Majid mau memikirkan nasib anak-anak yatim di kampungnya, dan ia pun mendirikan sekolah gratis untuk mereka. Abdul Majid di kampungnya dikenal sebagai tuan guru.
“Begini… saya pernah janji sama anak-anak di sekolah bahwa kalau mereka lulus ujian akhir tahun ini saya mau ajak mereka jalan-jalan ke Jakarta. Semalam saya sudah lihat raport mereka semua. Alhamdulillah mereka lulus! Tapi tiba-tiba saya terbayang janji saya tempo hari. Malam tadi saya kalkulasi, keperluan jalan-jalan adalah tiga setengah juta. Hari Jum’at raport dibagiin dan Sabtu saya mau ajak mereka semua jalan-jalan…. Tolong dong bang haji, pinjemin saya duit tiga setengah juta!”
Ustadz Burhan hanya tersenyum mendengar penuturan Abdul Majid. Tulus sekali anak ini, gumamnya. Demi kepentingan anak-anak yatim sampai sedemikian hebatnya ia memikirkan.
Sambil tersenyum dan menghibur Ustadz Burhan bilang kepada Abdul Majid:
“Begini…. urusan tiga setengah juta gampang nyarinya. Asal elo dan gua malam ini dan besok mau ngerjain tiga hal: 1) Tahajud malam ini. 2) Berdoa sungguh-sungguh sama Allah agar Dia mau kasih duit sejumlah itu, dan 3) Punya duit berapa sekarang di kantong?”
Kalimat terakhir Ustadz Burhan mengagetkan Abdul Majid. Dengan keheranan ia bertanya, “Ada sih 250 ribu..!”
“Boleh gak disedekahin 100 ribu?!” ustadz Burhan bertanya.
Sambil keheranan Abdul Majid bertanya, “Disedekahin ke Antum?”
“Nggak…. sedekahin aja kemana ente mau! Insya Allah kalo tiga hal ini elo kerjain, Allah bakal ngedatengin uang yang kita perluin. Asal kita yakin Allah bakal nolong!”
Pembicaraan antara dua hamba Allah pun terus berlangsung. Hingga waktu menunjukkan lebih dari jam 9 malam. Ustadz Burhan pun menyuruh Abdul Majid pulang.
Namun Abdul Majid belum mau berdiri dari kursi. Maka ustadz pun masuk kamar. Sejurus kemudian dia membawa 5 lembar uang limapuluh ribuan. Uang itu diberikan kepada Abdul Majid dan ia pun menghitungnya.
Abdul Majid mengira bahwa keperluannya sebesar tiga juta setengah akan ditutupi oleh ustadz. Matanya berbinar saat melihat ustadz membawa lembaran kertas berwarna biru itu. Kelima lembar uang itu dihitungnya dihadapan ustadz. Usai menghitung Abdul Majid berkata, “Kok Cuma dua ratus lima puluh ribu doang?” Ia bertanya keheranan, mungkin jumlah yang ia dapati jauh dari harapan.
“Iya… itu cuma segitu doang. Mudah-mudahan itu jadi pancingan. Yang penting jangan lupa tiga hal tadi. Insya Allah pasti akan ada pertolongan!” Ustadz Burhan coba menegaskan.
Tapi Abdul Majid masih belum merasa yakin. Meski sudah diantar hingga ke halaman oleh Ustadz Burhan, ia masih bertanya, “Emangnya bener kalo saya kerjain 3 hal tadi, saya bisa dapat duit Jum’at pagi?” Terlihat raut kebimbangan pada wajah Abdul Majid.
“Jangankan Jum’at pagi, besok pagi pun kalo Allah mau pasti uang itu bisa kite dapetin. Yang penting yakin dan kerjain aja 3 hal itu!” Ustadz Burhan sekali lagi meyakinkan.
Akhirnya Abdul Majid pun pulang bersama sepeda motornya.
Kamis siang pukul 13 tanggal 28 Juni 2007, Abdul Majid mengirim SMS ke nomer ustadz Burhan. Sms itu berbunyi: ASSALAMU’ALAIKUM. SUDAH SIANG GINI SAYA BELOM DAPET 3,5 JT. PADAHAL SUDAH SHODAQOH. ADA CARA LAIN GA?
Dari sms itu, Ustadz Burhan tahu bahwa Abdul Majid sedang panik. Maka beliau pun membalas: KALO UDAH SEDEKAH, SEKARANG DOA AJA YANG SUNGGUH-SUNGGUH DAN BERTAWAKKAL. PASTI ALLAH TOLONG!Lama tidak ada balasan sms dari Abdul Majid. Ustadz mengira bahwa Abdul Majid sudah mendapat pertolongan atas masalahnya. Namun pukul 19:56 ada sebuah sms lagi dari Abdul Majid masuk ke hpnya:
Menerima sms itu Ustadz Burhan turut merasa panik. Besok pagi padahal sudah hari Jum’at. Hal yang membuat panik sang ustadz adalah bahwa dirinya telah menggiring Abdul Majid untuk masuk ke jalan Allah Swt demi menyelesaikan permasalahannya. Ustadz Burhan khawatir, andai saja pertolongan Allah itu tidak datang, pasti keyakinan Abdul Majid kepada Allah Swt akan berkurang. Lama Ustadz Burhan berdoa kepada Allah Swt agar dia berkenan memudahkan urusan Abdul Majid. Usai hatinya tenang, sang ustadz membalas sms dengan menuliskan:
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Razin disebutkan,