Senin, 26 Desember 2016

Proses Pembuatan Uang NKRI

Sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 2011, pencetakan Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan menunjuk badan usaha milik negara, yaitu Perum Peruri, sebagai pelaksana Pencetakan Rupiah. Bank Indonesia menegaskan bahwa pencetakan uang Rupiah Tahun Emisi 2016 dilakukan seluruhnya oleh Perum Peruri.

Dalam proses pencetakan, Bank Indonesia menyerahkan bahan uang kepada Perum Peruri dalam jumlah tertentu. Perum Peruri kemudian melaksanakan pencetakan uang dan menyerahkannya kembali ke Bank Indonesia, dengan jumlah sesuai dengan bahan uang yang diserahkan oleh Bank Indonesia. Dalam proses ini, dilaksanakan pula verifikasi/penghitungan ulang oleh Bank Indonesia.

Pengelolaan uang Rupiah dilaporkan Bank Indonesia secara periodik Sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 2011, pencetakan Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan menunjuk badan usaha milik negara, yaitu Perum Peruri, sebagai pelaksana Pencetakan Rupiah. Bank Indonesia menegaskan bahwa pencetakan uang Rupiah Tahun Emisi 2016 dilakukan seluruhnya oleh Perum Peruri. Dalam proses pencetakan, Bank Indonesia menyerahkan bahan uang kepada Perum Peruri dalam jumlah tertentu. Perum Peruri kemudian melaksanakan pencetakan uang dan menyerahkannya kembali ke Bank Indonesia, dengan jumlah sesuai dengan bahan uang yang diserahkan oleh Bank Indonesia. Dalam proses ini, dilaksanakan pula verifikasi/penghitungan ulang oleh Bank Indonesia.
Pengelolaan uang Rupiah dilaporkan Bank Indonesia secara periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Selain itu, untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan pencetakan, pengeluaran, dan pemusnahan Rupiah, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) melakukan audit secara berkala terhadap Bank Indonesia.

Pelaksanaan audit oleh BPK-RI dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, terdiri dari audit umum dan audit terkait pengelolaan uang.  3 (tiga) bulan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Selain itu, untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan pencetakan, pengeluaran, dan pemusnahan Rupiah, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) melakukan audit secara berkala terhadap Bank Indonesia. Pelaksanaan audit oleh BPK-RI dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, terdiri dari audit umum dan audit terkait pengelolaan uang. 

Jumat, 02 Desember 2016

Jangan Terbalik

💐ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ💐

Saat ini lagi trend banget MAHMUD CHALLENGE(MAMA MUDA CHALLENGE)..
Saudariku,jangan terbalik yah ini adalah fenomena istri-istri akhir zaman yang ingn dipuji dan dipandang cantik dihadapan semua orang..
Keluar rumah dengan penampilan dan berdandan yang sesuai syari'at itu jauh lebih mulia dan lebih menjaga pandangan mata..Bukan sebaliknya berpenampilan dan berdandan WAH krna ingin dipandang  CANTIK OLEH DUNIA..

Dan saat dirumah ia berpenampilan biasa,kucel,berkeringet,apalagi didepan suaminya dia berkata "Aahh..sama suami sendiri aja ya ngak apa-apa"..

Tapi jika keluar rumah entah itu belanja..ke mall..kondangan..jalan-jalan..Astagfirullah..Dandannya luar biasa bak bidadari,cantik sekali,sexy,bermakeup tebal..
Dan tak sedikit yang beragumen"Aku dandan seperti ini biar semua orang tau pa,istri kamu bisa cantik,kan papa sendiri yang bangga kalau istrinya cantik"..

ASTAGFIGRULLAH..Cek lagi ya ukhti terlebih lagi kita ini muslimah..kita ini memang boleh tampil cantik dan berpenampilan sexy..silahkan tak ada yang melarang bahkan itu sangat diwajibkan tapi itu hanya dihadapan SUAMI saja..

Islam benar-benar mendorong kaum muslimah merawat kecantikkan Dan kelembutan..
Rasullullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda kepada umar, : maukah kuberitahukan sebaik-baik simpanan seseorang??Dia adalah wanita shaliha yaitu jika suami memandangnya,dia menyenangkan".Dari Hadist Abdullah bin salam bahwa Rasullullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda " sebaik-baik istri ialah istri yang menyenangkan kamu bila engkau memandang(nya),dan taat kepadamu bila engkau menyuruh(nya),serta menjaga dirinya dan harta bendamu diwaktu engkau sedang tak bersamanya".

Dapat disimpulkan berpenampilan cantik dan sexy hanya untuk suami jadi jangan terbalik ya,tampil kucel dihadapan suami (dirumah)..TAPI HOT DILUAR RUMAH..
☑PAKAIAN SEXY HANYA UNTUK SUAMI..
☑PAKAIAN DINAS(DASTER)UNTUK PERKERJAAN DIRUMAH..JIKA SUDAH SELESAI PEKERJAANNYA DIWAJIBKAN UNTUK TAMPIL RAPI,WANGI DAN CANTIK KEMBALI..
☑BERPENAMPILAN YANG SESUAI SYARI'AT (DESIGNER LANGSUNG DARI ALLOH SUBHANAHU WA TA'ALA QS.AL AHZAB 59 DAN QS. AN NUR 31)DIPAKAI KETIKA KELUAR RUMAH..

‌Jadi jangan terbalik ya mama-mama muda..
lalu jangan pula remehkan muslimah yang berpakaian sesuai syari'at..
jangan dikira mereka tidak bisa berpenampilan sexsi bisa bangeettt..tapi mereka tau dimana harus tampil sexsi,ya dihadapan suami.
#statusnasihat

Selasa, 29 November 2016

Alweephotography

Keindahan taman yang begitu mengagumkan bagaikan di surga subhanaALLAH
.
#alweePhotography #AliNurSolikhin #WidhaErvianWardhani #Taman #JalanJalan #JalanPhotography #Tangerang #ModelNgawi #Ngawi #BangSewuVillage #BangsewuSemenParonNgawiJawatimur

Kisah Khalifah Umar bin Khatab Malu Melihat aib.

Saudaraku, dalam buku Hayatush Shahabah, ada sebuah riwayat mengenai khalifah Umar bin Khatab ra. Suatu malam, Umar berjalan bersama Abdullah bin Mas’ud memeriksa keadaan kota Madinah. Tiba- tiba, mata beliau melihat sebuah rumah yang diterangi cahaya dari bagian dalamnya. Kemudian, Umar menghampiri sumber cahaya itu sehingga ia melihat ke dalam rumah tersebut.
Ternyata di rumah itu, ada seorang lelaki tua sedang minum arak dan menari- nari bersama budak perempuan yang menyanyi untuknya. Kemudian, Umar masuk sendirian dan menghardik lelaki tua itu, “Wahai fulan, tidak pernah aku saksikan pemandangan yang lebih buruk dari ini, orang tua yang sudah tua meminum arak dan menari- nari!”
Lelaki tua itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang engkau sampaikan adalah lebih buruk dari apa yang kau saksikan. Engkau telah memata- matai pribadi orang, padahal Allah telah melarangnya dan engkau telah masuk rumahku tanpa seizinku!”
Umar membenarkan ucapannya kemudian ia keluar dari rumah itu dengan menyesali perbuatannya. Umar berucap “Sungguh telah celakalah Umar apabila Allah tidak mengampuninya.” Umar menyadari kesalahannya yang telah mengendap- endap melihat aib orang lain dan memasuki rumah orang lain tanpa seizing penghuninya. Kedua perbuatan ini adalah hal yag dilarang oleh Allah Swt melalui firman-Nya dalam surat Al- Hujurat ayat 12 dan surat An Nur ayat 27.
Lelaki tua itu merasa sangat malu kepada Umar karena kepergok melakukan maksiat. Dia khawatir akan dihukum atau setidaknya akan diumumkan dihadapan banyak orang oleh Umar. Sehingga ia tidak dating ke majelis Umar dalam waktu yang cukup lama.
Sampai pada suatu hari lelaki itu diam- diam dating ke majelis Umar secara diam- diam. Dia duduk di paling belakang sambil menundukan kepala agar tidak terlihat oleh Umar. Tiba- tiba Umar memanggilnya dengan usara yang agak keras, “Wahai Fulan mari duduk di dekatku!”
Lelaki tua itu merasa gentar. Tubuhnya gemetar. Dia mengira akan dipermalukan di depan umum. Dengan wajah pucat pasi, dia pasrah menghampiri Umar. Kepalanya menunduk, tegang membayangkan apa yang akan terjadi kemudian.
Setelah lelaki itu duduk di dekatnya, Umar berbisik, “Wahai fulan, demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul, tidak akan aku beritahuseorangpun tentang apa yang aku lihat di dalam rumahmu, meskipun kepada Abdullah bin Mas’ud yang saat itu ikut bersamaku.”
Lelaki itu takjub sekaligus heran . kemudian ia menjawab dengan berbisik, “Wahai Amirul Mukminin, demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul, sejak malam itu sampai saat ini aku telah meninggalkan perbuatan maksiatku.”
Salah satu pelajaran berharga dari kisah diatas adalah tentang larangan memata- matai sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al Hujurat ayat 12 seperti disampaikan pada bagian awal buku ini.
Krgiatan memata- matai dalam ayat ini disebut dengan istilah Tajassus. Yaitu kegiatan atau aktifitas mengorak- ngorek suatu berita dengan tujuan meneliti lebih dalam. Sedangkan jika suatu berita didapatkan secara alami, atau sekedar dikumpulkan lalu diinformasikan kembali, maka itu tidak termasuk aktifitas memata- matai
Memang ada kegiatan memata- matai yang diperbolehkan. Yaitu kegiatan mematai- matai pihak yang memusuhi dan memerangi Islam. Sedangkan Di luar itu, maka tidak diperbolehkan. Baik terhadap non muslim yang hidup di tengah- tengah umat Islam dan tidak memerangi umat Islam.
Jika demikian, apalagi perbuatan memata-matai kehidupan saudara kita sendiri, sesame muslim, atau tetangga kita. Setiap orang tentu tidaklah sempurna. Selalu ada kekurangan dan kesalahan. Terlebih lagi di dalam tempatnya yang privat semisal di dalam rumahnya, di tengah keluarganya.
Memata- matai kehidupan orang lain adalah hal yang diharamkan dan sangat dikecam oleh Rasulullah Saw. Apalagi jika setelah memata- matai itu, informasi yang didapatkan kemudian dibicarakan disebarkan kepada orang lain. Tentu ini lebih besar lagi dosanya.
Saking besarnya kecaman Rasulullah Saw terhadap perbuatan memata- matai ini, sampai- sampai dalam sebuah keterangan yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, beiau bersabda, “Jika seseorang melihatmu dalam keadaan tanpa pakaian, tanpa seizinmu, lalau engkau membutakan kedua matanyadengan lemparan batu, maka tidak ada celaan atas perbuatanmu itu.” (HR. Muslim, — shahih).

Sabtu, 26 November 2016

Pelajaran Sangat Berharga Dari GENOSIDA umat ISLAM BOSNIA

Refleksi Terhadap Toleransi Beragama
Pada abad ke-13, Bosnia adalah negara dengan mayoritas Muslim. Mereka hidup damai dengan kaum minoritas. Pada masa itu, setidaknya ada 45 persen dari 4,7 juta warga Bosnia memeluk agama Islam. Sisanya adalah Kristen Ortodoks, Katolik, Protestan, dan lainnya.
Arus modernisasi membuat penduduk Bosnia mengikuti gaya Eropa pada umumnya. Identitas agama tidak lagi terlihat mencolok. Semua hidup berdampingan dengan damai dalam bingkai kerukunan antarumat beragama.
Kehidupan Muslim dengan nilai-nilai Islamnya lambat laun pudar di negeri Balkan. Diskotek dan bar muncul di setiap sudut kota. Tak ada lagi jarak antara Muslim dan non-Muslim. Mulai dari cara berpakaian, bergaul, hingga merayakan hari-hari besar keagamaan. Semuanya membaur atas nama besar toleransi.
Dalam diary yang ditulis Zlatan Filipovic--seorang gadis Muslim yang terlahir dalam keluarga terhormat di Sarajevo yang menjadi ibu kota Bosnia--diceritakan bagaimana sekulernya warga Muslim sebelum 1992. Pada masa itu, tak ada lagi wanita Muslim yang memakai kerudung. Kaum lelaki juga hampir sama dengan para lelaki non-Muslim lainnya.
Ketika hari raya agama, seperti Natal dan Lebaran Muslim, hampir seluruh warga Bosnia merayakannya. Tak peduli dia Muslim atau bukan. Anak-anak Bosnia juga terbiasa dengan tradisi barat, seperti Valentine, April Mop, tahun baru, Halloween, dan sejenisnya. Sementara, shalat tak lagi dilakukan.
Muslim Bosnia--seperti Muslim Indonesia yang hijrah dari kepercayaan awalnya Hindu, Buddha, dan animisme--berasal dari pengikut Bogomil, pewaris keturunan Heretis. Keyakinan ini lenyap setelah Islam dari Ottoman Turki masuk dan menawarkan persamaan derajat. Sementara, Bosnia sendiri beridentitas sebagai penduduk mayoritas Muslim, pascaterpecahnya negara federal Yugoslavia (Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Montenegro, dan Makedonia) pada 1990.
Di tengah keterlenaan mendalam umat Muslim Bosnia terhadap gaya hidup sekularisme dan toleransi agama yang berlebihan, bangsa Serbia yang mayoritas memeluk Kristen Ortodoks menyimpan api dalam sekam. Dengan dalih penyatuan kembali Yugoslavia dalam Republik Srpska, Serbia melakukan pembantaian terhadap Bosnia dan/atau pemeluk Islam.
Sejarah mencatat aksi Serbia kepada umat Muslim Bosnia itu sebagai genosida terbesar pada masa modern. Pembunuhan dilakukan secara sistematis. Tujuannya menghapus sebuah bangsa dan etnik. Sekuler dan bergaya non-Muslim tak menyelamatkan Muslim Bosnia. Mereka dilenyapkan dan dibantai karena menyandang identitas agama Islam.
Di atas kertas, Komisi Federal Bosnia untuk Orang Hilang mencatat ada 8.373 lelaki dan remaja Muslim Bosnia yang dibunuh dan terbuang dalam ratusan kuburan massal. Pada Juli 2012, 6.838 nama korban teridentifikasi dari galian kuburan massal.
Zlatan Filipovic, gadis 13 tahun (saat mulai peperangan) yang selamat dari pembantaian yang berlangsung hingga 1995 tersebut menulis kesaksiannya. Muslim Bosnia yang tadinya tidak begitu memedulikan nilai-nilai Islam tersentak kaget mendapat serangan yang dimulai pada April 1992.
Teman, saudara, dan anggota keluarga yang beragama lain yang tadinya akrab, natalan bersama, dan merayakan Valentine bersama, kini meninggalkan mereka, bahkan berbalik menyerang dan membunuh mereka bersama tentara Serbia.
Di tengah-tengah puing bangunan yang hancur terdengar desingan peluru yang menggema, ledakan mortir, dan tangis pilu wanita Muslim korban pemerkosaan. Dalam kegetiran, Muslim Bosnia mulai sadar dan kembali kepada identitas keislaman mereka.
Kesadaran muncul. Kaum perempuan kembali menggunakan kerudung, para lelaki sambil menenteng senjata untuk bertahan mulai kembali melakukan shalat. Azan mulai bergema di sela-sela gedung yang roboh. Kitab suci Alquran yang telah lama tersimpan di lemari-lemari dibuka kembali. Namun, mereka terlambat. Mereka sedang diburu peluru dan ujung belati yang haus darah Muslim.
Gempuran yang terjadi membuat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica menjadi salah satu kamp terbesar. PBB menyatakan Srebrenica sebagai zona aman bagi pengungsi. Namun, zona itu hanya dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Belanda, versi lain bahkan menyatakan hanya 100 personel. Tidak ada yang menjamin nyawa Muslim yang mengungsi aman.
Medan pembantaian terbesar umat Muslim abad modern ini bahkan membuat Indonesia tersentak. Pada awal Maret 1995, Presiden Soeharto dan rombongan terbang langsung ke Eropa dan merangsek ke wilayah yang membara, Sarajevo. Memimpin negara Muslim terbesar menjadikan Soeharto melakukan operasi "berani mati" walau PBB menyatakan tak bisa menjamin keamanan kunjungannya.
Pada 6 Juli 1995, pasukan Serbia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica dan berhasil memasuki Srebrenica lima hari setelahnya. Anak-anak, wanita, dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 tahun. Mereka dibawa dengan dalih untuk interogasi. Sehari setelah itu, pembantaian terjadi di gudang dekat Desa Kravica.
Malang tak terbendung. Kabar yang berembus menyebut 5.000 Muslim Bosnia yang berlindung diserahkan kepada pasukan Serbia karena Belanda meninggalkan Srebrenica. Muslim Bosnia pun sendirian di antara negara-negara Eropa yang hebat.
Dalam waktu lima hari, 8.000 orang terbunuh di Srebrenica. NATO turun tangan setelah pembantaian, memaksakan perdamaian yang sangat terlambat. Di Sarajevo, 11 ribu orang dibantai tanpa ampun selama tiga tahun penyerangan. Diperkirakan, keseluruhan korban perang Bosnia mencapai 100 ribu orang.
Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan. Namun, negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51 persen wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Bosnia dan Herzegovina) dan 49 persen Serbia. PBB juga berjanji mengadili para penjahat perang dalam serangan yang kemudian disebut genosida pertama di dunia.
Mantan presiden Republik Srpska (Serbia) Radovan Karadzic ditangkap pada 21 Juli 2008. Tiga bulan lalu, 23 Maret 2016, Karadzic diganjar 40 tahun penjara oleh International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY). Dia terbukti bersalah atas pembantaian 8.000 Muslim Bosnia.
"Karadzic juga melakukan kejahatan kemanusiaan lain selama Perang Bosnia 1992-1995,'' demikian bunyi amar putusan ICTY. Sementara, pemimpin serangan Srebrenica, Jenderal Ratko Mladic, ditangkap pada Mei 2011. Kini dia sedang diadili di Mahkamah Internasional.
Pembantaian Muslim Bosnia dengan dalih penyatuan negara menjadi pelajaran bagi umat Islam di luar semenanjung Arab, khususnya Indonesia. Cerita pilu yang mendera Bosnia sepatutnya mengingatkan Indonesia agar tidak terlena dalam penghambaan pada sekulerisme. Sebab, sekulerisme memiliki banyak wajah. Salah satunya adalah untuk menghilangkan warna, pengaruh, dominasi, dan hak-hak yang mayoritas.
Ketika Muslim mayoritas lemah karena krisis identitas, akan sangat mudah dipecah dan diadu domba. Di Indonesia sendiri, upaya agar Muslim meninggalkan identitas agama dalam kehidupan berbangsa dan negara telah ada sejak dulu.
Belakangan, gerakan itu mulai tampak di permukaan dengan sangat masif dan sistematis, bahkan oleh lembaga legal sekali pun. Karena itu, jangan heran jika ada Muslim yang sangat ngotot menghina agamanya demi membela kebebasan versinya.
Jangan heran jika ada Muslim yang ikut menghina ulamanya hanya karena ulama tersebut tak sepaham dengannya. Tidak heran jika banyak Muslim tak suka dengan tulisan-tulisan yang membahas penolakan Islam terhadap sekularisme. Inilah yang terjadi di Indonesia masa kini, negara yang masih dihuni oleh mayoritas umat Islam.
Sementara, tidak ada yang salah dalam toleransi, sepanjang yang diberi toleransi tidak berlebihan, apalagi sampai menindas yang memberi toleransi. Di al-Ludd (kini Tel Aviv), Palestina pada 1903, beberapa Yahudi datang menawarkan persaudaraan dan hidup damai dengan warga Arab dan Palestina.
Namun, hari-hari setelah deklarasi berdirinya Negara Israel pada 1948 oleh Eropa, warga Yahudi berubah menjadi buas bersama kedatangan para tentara Israel. Juli 1948, warga Arab Palestina dibantai, termasuk ribuan orang yang dimasukkan ke dalam masjid kemudian diberondong dengan peluru antitank.
Malamnya, sekitar 35 ribu orang Arab Palestina berduyun-duyun meninggalkan kota kelahiran mereka, yang kemudian menjadi pusat pembantaian berikutnya: Tel Aviv. Hari berganti, warga Yahudi datang dengan gelombang eksodus setiap saat. Jadilah Palestina yang terjajah hingga saat ini. Sederhana, tapi sangat ekstrem dan kejam.
Dunia juga mencatat betapa kejam perlakuan kepada pemeluk Islam yang menjadi minoritas. Hanya PBB dan bantahan dari Myanmar sendiri yang menyatakan pembunuhan terhadap Muslim Rohingya bukan sebuah genosida. Jauh dari itu, kenyataan menceritakan bagaimana genosida dilakukan dengan cara brutal dan terbuka oleh Buddha Myanmar kepada Rohingya yang tak berdaya.
Belajar dari Muslim Bosnia yang mayoritas, saat ini mereka menjadi lebih agamais. Di tengah toleransi, perbedaan, dan kerukunan antarumat beragama, mereka tetap memperhatikan nilai-nilai Islam sebagai identitasnya. Kenyataan pahit 1992-1995 telah mengajarkan kepada mereka bagaimana dunia berdetak, bahwa keburukan hanya beberapa helai di balik kebaikan.
Kini Muslim Bosnia tak lagi merayakan tahun baru. Mereka lebih banyak menjaga diri dari melecehkan akidah Islam. Meski begitu, Bosnia tetap menjadi satu-satunya tempat di Eropa, di mana terdapat gereja, masjid, dan sinagoge yang berdiri berdampingan.
Mungkin 1,8 juta Muslim Bosnia mulai sadar bahwa apa yang dikatakan menantu Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib, "Kejahatan yang terorganisasi akan mampu mengalahkan kebaikan yang tak terorganisasi," benar adanya. Wallahualam.
Penulis : Ilham Tirta (Wartawan Republika Online)

Minggu, 20 November 2016

Hal-hal Yang Bikin Nyesek Dalam Hubungan Suami Istri

- Versi Suami di Mata istri:
1. Melihat jempol suami masih sering nangkring di foto profil wanita. Padahal segala perawatan diri sudah dicoba. Dari krim malam, krim siang, sampe krim soda
2. Secara tersirat dituntut pintar masak. Sering diperlihatkan gambar dan resep masakan dari internet. Terbersit pertanyaan, ini sebenarnya mau membangun rumah tangga atau rumah makan?
3. Ngasih duit belanja seuprit, request masakannya selangit. Mungkin dikiranya istrinya kayak VOC, yg mana rempah-rempah gak dibeli, tinggal dijarah dari pribumi.
4. Sudah dimasakin banyak-banyak, eeh pulang-pulang ngakunya kenyang abis ditraktir teman atau ada acara kantor. Trus ini masakan mau diapain dong? dikotakin buat seminar?
5. Selalu harus hadir kalo ada ajakan nongkrong bareng teman-temannya. Seolah-olah kalo dia gak ada, bursa saham bergejolak, kurs rupiah anjlok
6. Pakaian sudah disetrika dan diatur rapi-rapi di lemari, eeh doyannya ngambil susunan paling bawah. Maka berguguranlah susunan yg lain kayak gedung kena dinamit.
7. Hobi menggantung pakaian. Digantung sana, gantung sini, biasanya menumpuk dalam satu gantungan. Jangan-jangan di masa bujangan dulu hobinya menggantung perasaaan wanita.
8. Disuruh benerin atap bocor, kran rusak, atau masang paku di tembok, ntar-ntar mulu. Mau minta tolong ke tukang, dia juga gak mau. Istri turun tangan ngerjain sendiri, eeh dianya marah. Lantas mau suruh siapa dong? the avengers?
9. Kalo boncengan naik motor trus mampir ngisi bensin di SPBU, istri disuruh nunggu di pojokan. Istri yg kreatif sih biasanya selfie-selfie. Tapi kalo istri yg dongkolan cuma mematung sendirian. Tinggal dikasih gaun cantik, persis manekin di butik
10. Disuruh jagain anak sebentar, sudah kayak kiamat kubro. Dikit-dikit panik nelpon, katanya anak nanyain emaknya melulu. Padahal si anak woles aja khusyuk nonton upin-ipin dan Pada Jaman Dahulu
11. Pergi ke kantor bawa bekal pake tupperware, pulangnya hampa. Tupperware-nya ke manaaa..? *backsound lagu Separuh Jiwaku pergi*
12. Anak pas lagi lucu-lucunya maunya dimainin melulu. Giliran si anak ngeden dan mulai melepaskan toksin, perlahan-lahan disodorin ke emaknya.
13. Lambat mikir saat mengingat tanggal lahir anak, atau tanggal penting lainnya. Giliran masa subur istri, tetiba cepat koneksinya.
- Versi Istri di Mata Suami:
1. Sering menemukan komentar istri di sebuah lapak fesbuk dengan bunyi "kalo yg ini dengan total ongkirnya berapaan, sis?"
2. Niat surprise beliin istri hadiah, pas ngasih yg pertamakali ditanya malah harganya
3. Nampak selalu stres melihat timbangan, padahal gak pernah nolak kalo suami ngajak makan-makan
4. Menawar barang dengan amat militan, seolah memperjuangkan nasib penduduk Indonesia 200 jutaan
5. Arisan di mana-mana, gak ketahuan kapan dapatnya, ee tiba-tiba sudah bubar aja.
6. Hape baru dicas sedikit karena ada keperluan urgen, eeh sudah dicabut berganti dengan hapenya
7. Ngomel-ngomel soal laju kendaraan saat dibonceng, tapi apa mereka mau diomelin soal rasa masakan saat lagi masak?
8. Kalo ditemenin belanja, suami menunggu sampe gondok tingkat dewa. Menunggu selesainya seolah menunggu Anggun jadi duta shampo lain
9. Lagi di jalan mau pulang ke rumah, kadang ditelpon nitip belanja dengan "the power of pake duitmu dulu"
10. Good bye TV berita atau siaran sepakbola, kalo bersamaan saatnya drama Turki atau sinetron India.
11. Dandannya dua jam, di kondangan cuma 20 menit
12. Kehilangan duit lebih baik daripada kehilangan pensil alis
13. Ada tetangga ganti tivi baru dia komentarin, ada tetangga ganti mobil baru dia heboh, giliran ada tetangga ganti istri baru dia silent mode.
Apapun itu, tetaplah saling menghargai dan mengisi. Ibu memang madrasah bagi anak, tapi suami tetap kepala sekolahnya..
Ini postingan cuma buat lucu-lucuan, silahkan ditambahkan sesuai pengalaman, mohon jangan sensi dan baperan..

Kamis, 17 November 2016

Kalah Inovasi Akhirnya YAHOO Tumbang Juga

Tahukan Anda jika Yahoo diakuisis Verizon?
Akhir tragis ikon internet yang begitu adi daya. Saya juga masih pakai email akun yahoo sampai sekarang.
Tragisnya Yahoo hanya diakusisi Verizon dengan nilai 65 Triliun. Padahal di tahun 2000, nilai Yahoo sekitar 1300 Triliun.
Bahkan 6 tahun lalu Yahoo sempat ditawar Microsoft 650 Triliun. Nggak dilepas. Sekarang dilepas di harga 65 Triliun. Ini namanya apes....
Kisah kejatuhan Yahoo adalah kisah kelam tentang innovator yang dilemma dan menganggap sebelah mata kompetitor. Ketika jaya terbuai. Malas atau lupa bernovasi.
Banyak analisis yang mempertanyakan kenapa yang dulu melahirkan Facebook bukan Yahoo yang saat itu punya segalanya?
Banyak analisis yang tertegun kenapa yang melahirkan Instagram bukan Yahoo yang dulu punya flickr yang perkasa. Itulah misteri inovasi yang selalu penuh misteri.
Sama dengan kekagetan saya kenapa Sony bisa tumbang dalam smartphone war? Padahal dulu Sony adalah raksasa elektronik dunia.
Selalu terjadi, saat jadi market leader, kecenderungan perusahaan raksasa selalu meremehkan pemain baru dan kecil. Noktah kecil doang kata Nokia saat android hadir. Namun akhirnya Nokia pun tumbang...
Mainan anak kampus doang kata Yahoo saat Facebook hadir. Saat Instagram hadir, Yahoo dengan flickr santai saja karena yakin dengan kebesaran dan kejayaan mereka.
Ternyata itu penyakit khas innovator. Terlalu yakin dengan produk sendiri. Cuek terhadap lawan baru dan kecil. Yahoo merasakannya hari ini dengan amat menyedihkan.
Saat jaya Yahoo juga pernah ditawari membeli Google di tahun 2002 dengan harga 13 Triliun. Tapi Yahoo menolak dengan alasan kemahalan.
Tahu berapa nilai Google sekarang? 8000 Triliun saja. Itulah takdir Yahoo batal dapat untung 8000 Triliun, malah harus dijual dengan harga hanya 65 Triliun.
Yes, Creative Destruction: Anda harus rela mengubur produk sendiri, sebelum dilibas rival tanpa ampun.
Cerita kehancuran yahoo ini seolah menjadi tamparan keras bagi pebisnis dalam bidang apa saja, siapa yang tidak berinovasi dalam bisnisnya maka siap-siap dilibas oleh kompetitor tanpa ampun
Yahoo adalah salah satu dari puluhan perusahaan raksasa yang telat berinovasi dan akhirnya tumbang perlahan-lahan.
Dari kisah singkat semoga kita dapat mengambil banyak pelajaran bahwa semua kemungkinan bisa saja terjadi, bahkan perusahaan digital sekelas Yahoo saja bisa tumbang walopun sekarang kita masih bisa menikmati layanan emailnya apalagi bisnis yang baru saja tumbuh bisa hancur lebur tak bersisa.

Kajian Pejuang Subuh "Sosok dibalik Penaklukan Konstatinopel"

Review Kajian Pejuang Subuh Tangerang
Ahad, 13 November 2016
Masjid An-Nabawi, Banjar Wijaya
Ust. Bendri Jaisyurrahman

Parenting Series

===================

Sosok Di Balik Penakluk Konstantinopel

===================

Kali ini kita mencoba meneladani seorang sosok yang menaklukkan benteng yang sangat kuat yang belum pernah bisa ditembus oleh kaum Muslimin.

Dia adalah Muhammad Al-Fatih. Ketika umurnya 21 tahun beliau menjadi seorang sultan. Kalau kita bisa lihat, generasi terbaik adakah generasi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada Surat Al-Imran ayat 110, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dengan tegas :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتابِ لَكانَ خَيْراً لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفاسِقُونَ

" Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. "

Hal ini juga diperkuat dalam hadits. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah zamanku, dan kemudian setelahnya, dan kemudian setelahnya.” (HR. Bukhari No. 2509, 3451, 6065, 6282. Muslim No. 2533. At Tirmidzi No. 2320, dari Imran bin Al Hushain)

Ulama menafsirkan, semakin jauh jarak dari generasi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semakin menurun kualitasnya, kecuali generasi yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagai contoh, ada seorang tabi'in bernama Uwais Al-Qarni rahimahulllah. Suatu ketika Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bertemu dengan Uwais dan beliau meminta dido'akan oleh Uwais untuk diampunkan dosanya oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Ini adalah bukti bahwa generasi yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah generasi tabi'in yang disebutkan sebagai generasi terbaik setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Begitu juga dengan Muhammad Al-Fatih yang jaraknya sekitar 8 abad dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atau sekitar 600 keturunan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda tentang kemunculan Muhammad Al-Fatih :

" Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja , tentaranya adalah sebaik-baik tentara "

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan dari hadits ini, bahwa 8 abad sebelum kemunculan Muhammad Al-Fatih Allah subhanahu wa ta'ala telah merencanakan kemunculan Muhammad Al-Fatih. Orang-orang yang memiliki kualitas kehadirannya tidak tiba-tiba. Seperti kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Nasrani dan Yahudi sudah mengetahui kedatangannya melalui kitab mereka. Bahwasanya akan datang seorang Nabi di tanah yang banyak pohon kurmanya dan tandus. Hadirnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihi salam ketika Nabi Ibrahim masih hidup. Surat Al-Baqarah ayat 129, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

" Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalang­an mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. "

Berarti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sudah diprediksi kedatangannya semenjak 4 abad sebelumnya. Ini membuktikan do'a Nabi Ibrahim 'alaihi salam terkabul.

Meskipun Muhammad Al-Fatih bukan seorang tabi'in, beliau lahir sekitar 1400 tahun sekian. Dan sungguh pemimpin terbaik adalah beliau, dan pasukan terbaik adalah pasukan beliau, seperti yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka penting bagi kita untuk memahami kemunculan Muhammad Al-Fatih dan banyak yang harus kita pelajari dari beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia terbaik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditempa dengan baik oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Muhammad Al-Fatih berasal dari pejuang. Ayahnya adalah Sultan Murad II. Ketika ayahnya menjadi Sultan dari Turki Utsmani, beliau menginginkan Konstantinopel dapat ditembus di zamannya. Namun, usahanya gagal. Beliau sadar Konstantinopel tidak jatuh di tangannya pada zamannya. Kemudian dia mewariskan kepada anaknya, yaitu Muhammad Al-Fatih

Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisahnya

------------------------------------

1. Peran Seorang Ayah untuk Mendidik Anaknya Sangat Penting

Muhammad Al-Fatih adalah sosok yang belajar dari kecil mengenai pembicaraan ayahnya tentang perjuangan. Dan beliau belajar keteladanan dari ayahnya, Sultan Murad II. Jika ayahnya seorang pejuang, maka anaknya juga pejuang. Jika ayahnya pecundang, maka anaknya juga pecundang. Kita juga bisa melihat sosok Nabi Ibrahim 'alaihi salam dalam mempelajari tauhid. Ketika Nabi Ibrahim 'alaihi salam bertauhid, beliau menghancurkan seluruh berhala. Dan beliau tidak suka menunda-nunda perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika turun ayat khitan, beliau langsung mengambil kampak dan melaksanakan perintah itu. Namun, ini adalah kesalahan teknis yang dilakukan oleh beliau karena belum memdapat instruksi dari Allah subhanahu wa ta'ala. Lalu beliau berkata, " saya tidak akan menunda-nunda perintah-Mu "

Dijelaskan dalam Surat Ash-Shaffat ayat 102, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Pada ayat ini Nabi Ibrahim 'alaihi salam diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menyembelih Ismail, anaknya. Dengan keteguhan dan keteladanan Ismail yang didapat dari ayahnya, maka Ismail bersedia untuk disembelih.

Walaupun Muhammad Al-Fatih belum mendapat jalan dari ayahnya, ia menjadi yang terbaik.

-------------------------------------

2. Memberikan Guru yang Terbaik

Ayahnya berpikir, ketika ia dalam kesibukan, tidak mungkin anaknya dididik dengan sambilan. Akhirnya ayahnya mencarikan seorang guru untuk anaknya yang bernama Syeikh Ahmad bin Ismail Al Qurani dan Syeikh Aaq Syamsudin. Ayahnya menyampaikan visi kepada kedua orang guru tersebut untuk mendidik Muhammad Al-Fatih sebagai penakluk Konstantinopel. Dari sini kita belajar, bahwa untuk mencetak anak yang hebat diperlukan juga guru yang hebat

--------------------------------------

3. Bagaimana Muhammad Al-Fatih Menaklukkan Konstantinopel

Karena Muhammad Al-Fatih memiliki tujuan yang jelas ( Road Map) yang ditularkan oleh ayahnya dan gurunya. Ayahnya mengamanahkan kepada Syeikh Quroni sebuah pecut jika anaknya melewati pelajaran. Memuliakan guru termasuk adab dalam berilmu. Kisah seorang guru bernama Al-Kisai yang dimuliakan oleh dua anak putra mahkota dari Sultan Ar-Rasyid. Kedua anaknya berebut memasangkan sandal gurunya. Kemudian mereka pasangkan sandal ke gurunya dengan adil. Dan gurunya mengucapkan terima kasih kepada keduanya. Kemudian Sultan Ar-Rasyid bertanya kepada Al-Kisai, " siapa orang yang paling mulia disini? " Kemudian Al-Kisai menjawab, " tentu saja Anda Ya Amirul Mukminin, orang yang paling mulia ". Kemudian Sultan Ar-Rasyid menjawab, " bukan, orang yang mulia adalah orang yang dimana putra mahkota berebut memasangkan sandalnya ". Guru Al-Kisai menjawab, " jika begitu, saya akan mencegah mereka besok ". Sultan itu menjawab, " jangan. Kalau kau mencegahnya maka aku akan menghukummu"

Syaikh Al-Quroni mendapat pecut untuk anaknya Muhammad Al-Fatih. Suatu ketika Muhammad Al-Fatih bangun pagi. Kemudian diperintahkan berlari ke arah selat. Kemudian saat matahari terbit, gurunya menepuk bahunya dan berkata, " lihatlah di depan matamu, apakah kau melihat benteng itu ? ". Al-Fatih menjawab, " itu adalah Konstantinopel ". Maka guru itu berkata, " Rasulullah telah bersabda, dan aku berharap kau yang menaklukkannya ".

-------------------------------------

4. Harus Ada Run Down

Surat Al-Hasyr ayat 18, Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. "

Anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak jelas arah hidupnya kemana, besok mau berbuat apa juga tidak tahu. Ciri-ciri orang yang seperti itu antara lain lebih banyak tidur, lebih banyak makan, bermain gadget, menonton tv, dan menjahili adiknya. Anak-anak yang memiliki road map jelas rundownnya. Ketika Muhammad Al-Fatih berumur 7 tahun beliau tidak pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu dan selalu mengerjakan shalat sunnah rawatib. Pasukan yang baik juga bukan dari kemampuan fisik, tapi kemampuan spiritualnya. Beliau mempelajari 7 bahasa untuk bernegoisasi. Karena menaklukan juga dari segi bahasa. Beliau pun juga belajar ilmu beladiri untuk berperang.

-------------------------------------

5. Membentuk Sebuah Komunitas

Menjadi seorang pejuang tidak bisa dilakukan sendirian. Muhammad Al-Fatih membuat sebuah komunitas dengan menerapkan shalat lima waktu kepada teman-temannya. Gurunya juga mendidik teman dari Muhammad Al-Fatih. Komunitas sangat mempengaruhi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah mempunyai komunitas pada umur 21 tahun. Beliau sudah aktif di organisasi kebaikan

--------------------------------------

PENUTUP

Dari kisah sang penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih, kita dapat mengambil pelajaran bahwa peran penting seorang ayah adalah menjadikan anaknya sebagai pejuang. Mencetak anak yang memiliki jiwa sebagi pejuang haruslah dicontohkan oleh orangtuanya terlebih dahulu, terutama seorang ayah. Mulailah dari sekarang, kita memperbanyak ilmu dan membangun jiwa pejuang kita agar kelak kita juga akan menghasilkan generasi pejuang juga

Allahu a'lam

Rabu, 26 Oktober 2016

BUTA HURUF DAN AKSARA ARAB DI KOIN INDONESIA

Coba perhatikan apa yang menarik dari koin Indonesia 25 sen tahun 1952 yang saya temukan di Damaskus ini?
Bagi saya, koin ini menyibak banyak hal dari masa lalu. Selain karena ukuran dan materialnya sangat mirip dengan koin Rp500 "bunga melati" tahun 2003, yang paling menarik dari koin ini adalah penggunaan aksara Arab pada koin Indonesia. Ternyata Indonesia pernah mencetak koin dengan tulisan Arab, yakni 1 sen (1952),  5 sen (1951—1954), 10 sen (1951—1954), dan 25 sen (1952). Setelah itu aksara Arab dalam mata uang Indonesia lenyap dan digantikan seluruhnya dengan huruf latin.
"Mengapa Indonesia menggunakan aksara Arab?" si penjual koin malah bertanya ke saya.
"Hmmm... mungkin karena sebagian besar rakyat Indonesia saat itu lebih familiar dengan tulisan Arab," jawab saya sekenanya, tapi malah jawaban itu balik menyerang saya dengan lebih banyak pertanyaan dalam kepala.
Sejak lama kita selalu dijejali data bahwa pada masa awal kemerdekaan, tingkat buta huruf di Indonesia mencapai lebih dari 90%! Bayangkan suatu bangsa yang menuntut kemerdekaan padahal hanya kurang dari 10% penduduknya yang bisa baca tulis. Bagaimana bangsa merdeka itu kelak bisa menjalankan  pemerintahannya dan mengurus negaranya jika baca tulis saja tidak becus? Tidak heran salah satu perdebatan sengit di BPUPKI adalah bangsa ini belum siap untuk merdeka karena masih bodoh dan belum bisa baca tulis.
Namun tunggu dulu… sebetulnya bangsa Indonesia saat itu "buta huruf" atau buta huruf latin? Bagaimana dengan aksara Arab yang sudah lebih dulu dikenal oleh umat Islam di Indonesia? Atau bagaimana dengan aksara-aksara lokal Nusantara? Apakah mereka juga dijebloskan ke dalam 90% penduduk yang buta huruf itu? Saya teringat almarhumah nenek yang lahir sebelum Indonesia merdeka. Beliau besar di lingkungan pesantren terbata-bata dan berat sekali membaca aksara latin, tapi sangat cepat dan ringan membaca tulisan Arab/Arab Melayu/Pegon. Apakah ia buta huruf?
Didorong oleh rasa penasaran, penemuan koin  ini menuntun saya untuk menggali lebih dalam tentang sejarah aksara Arab Melayu/Jawi/Pegon. Sebelum masa kolonial, Arab Melayu/Jawi/Pegon ini luas digunakan sebagai bahasa sastra, bahasa pendidikan, dan bahasa resmi kerajaan se-Nusantara. Beberapa karya sastra ditulis dengan aksara ini, seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Amir Hamzah, Syair “Singapura Terbakar” karya Abdul Kadir Munsyi (1830), juga karya-karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari  dan tafsir Qur’an karya Kyai Saleh Darat juga ditulis dengan Arab Pegon yang kini sudah banyak dilupakan.
Surat-surat raja Nusantara, stempel kerajaan, dan mata uang pun ditulis dalam aksara Arab Melayu/Jawi ini. Kesultanan Pasai Aceh, Kerajaan Johor dan Malaka, Kesultanan Pattani pada abad 17, secara resmi menggunakan Arab Melayu sebagai aksara kerajaan. Termasuk juga dalam hubungan diplomatik, kerajaan-kerajaan Nusantara menggunakan aksara Arab Melayu untuk membuat perjanjian perjanjian resmi baik dengan Inggris, Portugis, maupun Belanda. Konon, deklarasi kemerdekaan Malaysia 1957 sebagian juga ditulis dalam aksara Arab Melayu.
Akan tetapi, pengaruh kuat dominasi kolonial Belanda lambat laun menggeser kejayaan aksara Arab Melayu/Pegon. Terlebih lagi pada pergantian abad ke-19, media penerbitan secara besar-besaran mencetak huruf latin sebagai media komunikasi massa. Pun juga setelah merdeka, Pemerintah Indonesia lebih memilih untuk melestarikan aksara latin dengan menyebut orang-orang yang sehari-hari menggunakan aksara Arab Melayu atau aksara daerah, tapi tidak bisa membaca huruf latin, sebagai "buta huruf."
Akhirnya, aksara sebagai rekaan bahasa tidak hanya memberi tanda dan makna, tetapi juga merupakan representasi kekuasaan yang dominan di masyarakat itu. Dan uang koin 25 sen ini merekam ini dengan sangat jelas.

Kamis, 20 Oktober 2016

CATATAN PINGGIR,GOENAWAN MOHAMMAD PANEMBAHAN SENOPATI

Adegan itu saya ingat sejak saya kanak-anak: kisah tewasnya Aryo Penangsang, adipati dari Jipangpanolan, dalam perang tanding melawan Sutawijaya.
Sebenarnya Sutawijaya tak membunuhnya. Pada suatu saat anak muda itu memang berhasil menusukkan tombaknya ke lambung Penangsang. Adipati ini pun terlontar dari kuda dengan perut robek dan usus terburai. Tapi ia sakti, ia segera bangkit lagi. Dengan tenang ia lilitkan ususnya yang berlumur darah itu ke sarung kerisnya. Namun dengan itulah ajal datang. Ketika ia hunus senjatanya yang termasyhur untuk menikam Sutawijaya, usus itu tertoreh. Putus. Penangsang pun rubuh sekali lagi. Mati.
Saya ingat adegan itu sering dihidupkan kembali di panggung ketoprak sebagai klimaks pementasan. Lalu lakon akan usai menjelang larut malam, dan orang pun pulang mengenang akhir tragis adipati Jipang itu—seorang kharismatis yang pemberang dan brutal, dengan kudanya yang gagah, Gagak Rimang, dengan kerisnya yang bertuah, Setan Kober, tapi akhirnya kalah. Pesaing dalam perebutan takhta Kesultanan Demak abad ke-16 itu tak pernah jadi raja di Jawa.
Ketoprak—yang digemari pelbagai lapisan masyarakat Jawa—adalah sebuah teater ingatan. 
Di pentasnya orang memanggil masa lalu: fragmen sejarah sejak Mataram Hindu sampai dengan Mataram Islam, sejak Majapahit di abad ke-13 sampai dengan Kartasura di abad ke-17.
Cerita Aryo Penangsang termasuk dalam sejarah akhir Kerajaan Demak. Saya tak tahu kenapa adipati ini yang jadi tokoh di panggung; mungkin riwayatnya dramatis dan wataknya penuh warna, dan itu memenuhi syarat buat sebuah lakon yang memukau, seperti Richard III dalam teater Shakespeare. Sebab dalam sejarah Jawa, Penangsang sebenarnya hanya sosok yang cepat hilang di pinggir medan perubahan politik yang besar.
Justru tokoh abad ke-16 adalah Sutawijaya. Bermula ia cuma seorang pendekar muda di bawah perintah Mas Karebet, orang yang kemudian jadi raja di Pajang dalam pergulatan kekuasaan di Jawa abad ke-16. Tapi ternyata kemudian Sutawijayalah yang jadi pendiri Mataram Baru dan memulai dinasti yang bertakhta sejak 1586 hingga sekarang. Dialah—yang kemudian bergelar Panembahan Senapati—yang di abad ke-19 dalam kitab Wedhatama dianggap sebagai tauladan ”laku utama” bagi orang Jawa.
Legenda mengisyaratkan, ia datang dari keluarga petani. Ia putra Ki Ageng Pemanahan yang bernasib mujur karena kebetulan meminum air kelapa ajaib yang menyebabkannya jadi cikal-bakal para raja. Dengan kata lain, biografinya dibangun dari sesuatu yang di luar hubungan sebab-dan-akibat. Dalam adegan kematian Aryo Penangsang, di saat yang menentukan, Sutawijaya justru bukan pelaku yang menentukan.
Tampaknya selalu ada dua sisi yang tergambar dalam tokoh ini. Sutawijaya seorang pemberani; nyalinya cukup besar buat datang menghadapi Aryo Penangsang yang jauh lebih ulung dalam perang tanding. Beberapa tahun kemudian, setelah ia diangkat jadi yang dipertuan di Mentaok, karena jasanya menyingkirkan Penangsang, Sutawijaya juga yang berani menentang Sultan Pajang yang semula disembahnya. Pajang akhirnya tak berdaya, dan di tahun 1584 Mataram berdiri. Dalam hal seperti ini Sutawijaya punya sisi hidup yang lain: ia selalu tampak diberkahi.
Di Yogyakarta, di mana sebutan ”Mataram” tetap sebuah kebanggaan, masih ada jejak berkah itu. Sekitar 10 kilometer ke arah selatan ada tempat bernama Bambang Lipura. Di sanalah konon Sutawijaya muda menerima wahyu ”lintang johar” dari Tuhan.
Tampak, pendiri Mataram ini sering dikaitkan dengan yang sakral. Di situlah Wedhatama menarik: di dalam kitab ini, yang sakral itu ditampilkan sebagai yang meluluhkan yang profan—kekuatan yang lahiriah, yang jasmani dan duniawi.
Kitab Wedhatama, yang tak putus-putusnya dibaca dan ditembangkan di ruang keraton, di tepi sawah, dan di emper toko, menggambarkan Panembahan Senapati sebagai orang yang gemar berkelana di waktu sepi, tahan tak makan dan tak tidur, ingin mencapai ”hati yang hening”, ingin mardawa ing budya tulus (”bersikap halus, sabar, dan tulus dalam menggunakan pikir”). Dilukiskan pula Senapati selalu berbicara lembut kepada sesama, dan siang-malam menumbuhkan rasa yang nyaman di hati orang lain.
Mungkin deskripsi itu tak sesuai dengan sejarah. Tapi yang penting, syair itu berniat menonjolkan Senapati bukan sebagai penakluk—meskipun ia, lewat pertentangan dan kekerasan, jadi penguasa yang paling kukuh di Jawa. Ia tak menaklukkan liyan, ia tak memperhamba manusia lain dan dunia di luar dirinya. Bahkan laut di Selatan itu ia jadikan pendamping (itulah makna mitologi tentang Ratu Kidul yang dipersuntingnya), justru ketika luasnya samudra seakan-akan dapat digenggamnya dalam tangan, dalam diri, dalam hati:
    Kinemat kamot ing ndriya
    Rinegam sagegem dadi
Dengan kata lain, ia jauh dari bagian dunia yang profan—dunia tempat manusia mengalahkan yang lain. Penaklukan tak ada hubungannya dengan berkah yang tak terduga-duga, tak ada hubungannya dengan wibawa yang hening dalam mysterium-nya. Kekuasaan yang kasar tampak begitu sepele ketika disandingkan dengan yang sakral, yang mungkin disebut Hidup, di mana berkah bekerja.
Kitab Wedhatama ingin mengajarkan pengetahuan tentang agama ageming aji, ”agama mereka yang luhur”. Tapi karena Senapati adalah tauladannya, ”pengetahuan” dan ”agama” itu tak sama dengan kepintaran berkhotbah di masjid dan memperketat syariat—sesuatu yang oleh Wedhatama dicemooh sebagai pameran kekuatan lahiriah.
Bagi Wedhatama, ”agama” yang luhur adalah agama yang biasa ”menyampaikan kabar yang ramah”, mamangun marta martani: kabar yang tergetar oleh yang sakral. Di sanalah Panembahan Senapati adalah si Sutawijaya yang bersyukur dan menyadari diri sebagai bagian nasib yang tak terduga-duga, sejak Aryo Penangsang tewas tanpa ia membunuhnya.
~Majalah Tempo Edisi. 04/XXXIIIIII/19 – 25 Maret 2007~

Rabu, 19 Oktober 2016

KELUARGA KERAJAAN PUN TETAP DIQISHOS. .. MENGHARUKAN !!

Ada peristiwa penting Selasa 18 Oktober 2016 kemaren di Kota Riyadh, yaitu pelaksanaan hukuman Qishos  (eksekusi hukuman mati) atas Emir / Prince  Turki bin Su’ud bin Turki bin Su’ud al-Kabir, anak muda yang merupakan kerabat kerajaan atau keturunan dari pendiri kerajaan Saudi Arabia.
Prince Turki bin Su'ud terbukti membunuh pemuda lainnya ‘Adil bin Sulaiman al-Muhaimidi dengan menembaknya setelah sebelumnya terjadi pertengkaran. Polisi pun menangkap sang Emir dan diproses di pengadilan, dan karena terbukti serta mengaku maka dijatuhi hukuman mati yang pelaksanaan eksekusinya Selasa 18/10  kemaren.
Yang mengharukan adalah statemen Raja yang sangat mendukung segala upaya penegakkan hukum walaupun pelakunya melibatkan kerabat kerajaan sekali pun. Beliau menyatakan;
Alhamdulillah, masyarakat bisa menuntut Raja dan kerabat kerajaan serta siapapun yang melakukan pelanggaran hak hak.
Lalu apa reaksi keluarga tereksekusi  mengingat mereka adalah keluarga kerajaan?. Apakah marah, protes ataukah bagaimana?.
Kakak terpidana Emir/Prince Khalid bin Su'ud Al-Kabir pasca pelaksanaan eksekusi qishos menyatakan bahwa pelaksanaan hukuman bagi adiknya adalah salah satu cara taubat dan kaffaroh (penebus) atas  dosa sangat besar dalam Islam, yaitu pembunuhan, yang dengan qishos itu ia berharap Allah Ta'ala mengampuni adiknya dan  memasukkannya kedalam Surga.
Sebagai informasi tambahan bahwa dalam Islam siapapun yang membunuh nyawa dengan sengaja dan terbukti dengan pengakuan atau ada saksi-saksi yang melihat maka dia di qishos (hukuman mati) disaksikan oleh masyarakat,  diantara hikmahnya:
1- Menjaga keamanan masyarakat, mencegah pembunuhan terulang. Nyawa akan menjadi sangat mahal dan orang akan berfikir sejuta kali untuk membunuh.
2- Cara taubat & kaffaroh (penebus dosa) pelaku.
Dimana setelah dilakukan Qishos maka Allah Ta'ala mengampuni dosa pembunuhan tersebut.
3- Hukum harus ditegakkan dengan adil tanpa pandang bulu dan pengadilan pun tidak boleh diintervensi oleh penguasa apalagi suap karena hakekatnya tanggungjawab hakim adalah kepada Allah Ta'ala. Curangnya hakim langsung diancam dengan Neraka.
4- Terwujudnya rasa keadilan bagi keluarga korban. Mengapa keluarganya dibunuh? Dan tidak bisa yang 2terbunuh dihidupkan kembali. Maka dalam Islam ada hak memaafkan dan tidak memaafkan. Jika keluarga korban memaafkan maka hukuman bunuh bisa dibatalkan dengan pemaafan (diganti diyat) dan jika tidak dimaafkan oleh pihak keluarga korban maka eksekusi tetap dilaksanakan.
Subhaanallah indahnya hukum Islam dalam melindungi nyawa manusia. Dan jika diterapkan hukum Islam ini maka mudah sekali prinsipnya: jangan pernah membunuh maka anda tidak akan dibunuh. Bisa disaksikan negara-negara yang enggan menerapkan  qishos  (menghukum mati para pembunuh) maka nyawa akan menjadi murah sekali. Hanya gara-gara Rp 5000 di terminal nyawa melayang, masyarakat pun hilang rasa aman.
Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى... ۖ
“Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kalian qishash dalam kasus pembunuhan...” (al-Baqarah : 178)
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan dalam (pelaksanaan hukuman) qishâsh itu (terdapat jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, wahai orang-orang yang berakal, supaya kalian bertakwa. (Qs. al-Baqarah:179)

PEMIMPIM MUSLIM SISTEM ISLAM

Hijab itu kewajiban Muslimah, jujur itu kewajiban yang lain. Jika yang satu belum sempurna, bukan berarti yang lain jadi batal. Juga bukan memilih salah satu diantaranya
Misal, tidak boleh hanya karena ada fakta Muslimah berhijab lalu bohong, lantas kita katakan "Mending mana berhijab tapi bohong atau buka aurat tapi jujur?"
Harusnya dikatakan, "Kalau sudah jujur tinggal berhijab, dan kalau sudah berhijab dilengkapi jujurnya", karena yang diwajibkan itu keduanya, hijabnya dan jujurnya
Begitu pun juga pemimpin Muslim itu wajib, jujur juga wajib. Aneh dan cacat logika bila pertanyaanya "Mending kafir jujur atau Muslim pembohong?"
Karena keduanya kewajiban, seharusnya "Kalau sudah jujur ya tinggal Muslim, kalau sudah Muslim selayaknya jujur". Jadi jangan maksa untuk maksiat
Kalau tidak ada Muslim yang jujur, bukan berarti boleh kafir yang jujur, tapi harus diusahakan keduanya. Dan sebenarnya banyak kok Muslim yang jujur, banget malah
Hanya saja, dalam sistem yang rusak, Muslim yang jujur tak bisa banyak berbuat, karenanya kita juga harus terus mengusahakan sistem yang jujur, sistem Islam
Sebab dalam sistem yang rusak, sekuler-kapital seperti saat ini, bahkan Muslim paling taat pun akan dipaksa mengambil hukum selain hukum Allah
Karena itulah Rasulullah tinggalkan dua perkara "Kitabullah dan Sunnah", agar memandu pemimpin Muslim yang jujur itu dalam memimpin ummatnya
Itulah mengapa pemimpin Muslim saja bukan target akhir, akan tetapi targetnya adalah memiliki pemimpin Muslim, yang menerapkan sistem Islam
InsyaAllah
Sumber: fb ustad felix siaw

PEMIMPIM MUSLIM SISTEM ISLAM

Hijab itu kewajiban Muslimah, jujur itu kewajiban yang lain. Jika yang satu belum sempurna, bukan berarti yang lain jadi batal. Juga bukan memilih salah satu diantaranya
Misal, tidak boleh hanya karena ada fakta Muslimah berhijab lalu bohong, lantas kita katakan "Mending mana berhijab tapi bohong atau buka aurat tapi jujur?"
Harusnya dikatakan, "Kalau sudah jujur tinggal berhijab, dan kalau sudah berhijab dilengkapi jujurnya", karena yang diwajibkan itu keduanya, hijabnya dan jujurnya
Begitu pun juga pemimpin Muslim itu wajib, jujur juga wajib. Aneh dan cacat logika bila pertanyaanya "Mending kafir jujur atau Muslim pembohong?"
Karena keduanya kewajiban, seharusnya "Kalau sudah jujur ya tinggal Muslim, kalau sudah Muslim selayaknya jujur". Jadi jangan maksa untuk maksiat
Kalau tidak ada Muslim yang jujur, bukan berarti boleh kafir yang jujur, tapi harus diusahakan keduanya. Dan sebenarnya banyak kok Muslim yang jujur, banget malah
Hanya saja, dalam sistem yang rusak, Muslim yang jujur tak bisa banyak berbuat, karenanya kita juga harus terus mengusahakan sistem yang jujur, sistem Islam
Sebab dalam sistem yang rusak, sekuler-kapital seperti saat ini, bahkan Muslim paling taat pun akan dipaksa mengambil hukum selain hukum Allah
Karena itulah Rasulullah tinggalkan dua perkara "Kitabullah dan Sunnah", agar memandu pemimpin Muslim yang jujur itu dalam memimpin ummatnya
Itulah mengapa pemimpin Muslim saja bukan target akhir, akan tetapi targetnya adalah memiliki pemimpin Muslim, yang menerapkan sistem Islam
InsyaAllah
Sumber: fb ustad felix siaw

PEMIMPIM MUSLIM SISTEM ISLAM

Hijab itu kewajiban Muslimah, jujur itu kewajiban yang lain. Jika yang satu belum sempurna, bukan berarti yang lain jadi batal. Juga bukan memilih salah satu diantaranya
Misal, tidak boleh hanya karena ada fakta Muslimah berhijab lalu bohong, lantas kita katakan "Mending mana berhijab tapi bohong atau buka aurat tapi jujur?"
Harusnya dikatakan, "Kalau sudah jujur tinggal berhijab, dan kalau sudah berhijab dilengkapi jujurnya", karena yang diwajibkan itu keduanya, hijabnya dan jujurnya
Begitu pun juga pemimpin Muslim itu wajib, jujur juga wajib. Aneh dan cacat logika bila pertanyaanya "Mending kafir jujur atau Muslim pembohong?"
Karena keduanya kewajiban, seharusnya "Kalau sudah jujur ya tinggal Muslim, kalau sudah Muslim selayaknya jujur". Jadi jangan maksa untuk maksiat
Kalau tidak ada Muslim yang jujur, bukan berarti boleh kafir yang jujur, tapi harus diusahakan keduanya. Dan sebenarnya banyak kok Muslim yang jujur, banget malah
Hanya saja, dalam sistem yang rusak, Muslim yang jujur tak bisa banyak berbuat, karenanya kita juga harus terus mengusahakan sistem yang jujur, sistem Islam
Sebab dalam sistem yang rusak, sekuler-kapital seperti saat ini, bahkan Muslim paling taat pun akan dipaksa mengambil hukum selain hukum Allah
Karena itulah Rasulullah tinggalkan dua perkara "Kitabullah dan Sunnah", agar memandu pemimpin Muslim yang jujur itu dalam memimpin ummatnya
Itulah mengapa pemimpin Muslim saja bukan target akhir, akan tetapi targetnya adalah memiliki pemimpin Muslim, yang menerapkan sistem Islam
InsyaAllah
Sumber: fb ustad felix siaw

Jumat, 14 Oktober 2016

RAMPOKAN MACAN DI KEDIRI (1890-1925)

Rampokan macan, juga ditulis rampok macan atau rampog macan adalah upacara kurban Jawa yang berlangsung selama abad ketujuh belas sampai awal abad kedua puluh. Awalnya dilakukan dalam alun-alun kerajaan Jawa saja, rampokan macan terdiri dari dua bagian: sima-Maesa, pertarungan di kandang antara kerbau dan harimau dan rampogan sima yang beberapa harimau diposisikan dalam lingkaran para pria bersenjatakan tombak dan meninggal apabila mencoba melarikan diri.
Mengambil tempat di lokasi yang sangat simbolis, di alun-alun, dan menggunakan hewan yang sangat simbolis dalam Budaya Asia Tenggara (harimau dan kerbau), di mana rampokan macan adalah upacara dengan interpretasi budaya yang kaya. Dilihat sebagai penghapusan kejahatan oleh para pengamat Eropa, rampokan macan paling mungkin melambangkan perjuangan kemenangan yang berdaulat terhadap kekacauan yang digambarkan sebagai harimau, dan pemurnian seluruh kerajaan.
Selama abad kedelapan belas dan abad kesembilan belas, simbolisme ritual rampokan macan melemah dan upacara secara bertahap menjadi acara atau festival. Atribut royalti Jawa, itu digunakan oleh kaum bangsawan, priyayi untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan kaum pangeran bangsawan. Rampokan macan juga dipandang sebagai perjuangan politik simbolis antara VOC dan Pemerintah Jawa.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda melarang rampokan macan pada tahun 1905.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een tijgergevecht Kediri TMnr 10017893.jpg

RAMPOKAN MACAN DI KEDIRI (1890-1925)

Rampokan macan, juga ditulis rampok macan atau rampog macan adalah upacara kurban Jawa yang berlangsung selama abad ketujuh belas sampai awal abad kedua puluh. Awalnya dilakukan dalam alun-alun kerajaan Jawa saja, rampokan macan terdiri dari dua bagian: sima-Maesa, pertarungan di kandang antara kerbau dan harimau dan rampogan sima yang beberapa harimau diposisikan dalam lingkaran para pria bersenjatakan tombak dan meninggal apabila mencoba melarikan diri.
Mengambil tempat di lokasi yang sangat simbolis, di alun-alun, dan menggunakan hewan yang sangat simbolis dalam Budaya Asia Tenggara (harimau dan kerbau), di mana rampokan macan adalah upacara dengan interpretasi budaya yang kaya. Dilihat sebagai penghapusan kejahatan oleh para pengamat Eropa, rampokan macan paling mungkin melambangkan perjuangan kemenangan yang berdaulat terhadap kekacauan yang digambarkan sebagai harimau, dan pemurnian seluruh kerajaan.
Selama abad kedelapan belas dan abad kesembilan belas, simbolisme ritual rampokan macan melemah dan upacara secara bertahap menjadi acara atau festival. Atribut royalti Jawa, itu digunakan oleh kaum bangsawan, priyayi untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan kaum pangeran bangsawan. Rampokan macan juga dipandang sebagai perjuangan politik simbolis antara VOC dan Pemerintah Jawa.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda melarang rampokan macan pada tahun 1905.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een tijgergevecht Kediri TMnr 10017893.jpg

Sabtu, 08 Oktober 2016

#MelawanLupa! KISAH PENGAWAL SOEKARNO

Foto : Maulwi Saelan (mengenakan baret) 
Sebelah kanan Presiden Sukarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Korea Utara.
Mengawal Presiden Sukarno sejak 1962. Pernah jadi kapten timnas Indonesia. Dipenjara Orde Baru tanpa proses pengadilan.
Maulwi Saelan (mengenakan baret) sebelah kanan Presiden Sukarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Korea Utara.
MAULWI Saelan, 87 tahun, mantan wakil komandan Tjakrabirawa, pasukan penjaga Presiden Sukarno, masih ingat suatu hari di tahun 1966. Sambil membawa secarik surat dia menghadap Presiden Sukarno. “Saya lapor pada bapak kalau saya dipanggil untuk kembali ke korps.Itu pertemuan terakhir kalinya dengan Bung Karno,” kata Maulwi Saelan ditemui di Sekolah Syifa Budi, Kemang, Jakarta Selatan, Jum’at (21/06).
Waktu itu Maulwi berpangkat kolonel CPM. Ditarik dari penugasannya sebagai wakil komandan Tjakrabirawa. Selang beberapa lama setelah peristiwa G30S 1965, ring satu yang mengitari Presiden Sukarno mulai dipreteli. Limabelas menteri dalam Kabinet Dwikora ditangkap. Pengawalan terhadap Presiden Sukarno perlahan dikurangi dan kemudian ditiadakan sama sekali bersamaan pembubaran Tjakrabirawa.
“Fasilitas untuk presiden mulai dikurangi. Pengawalan hanya dilakukan oleh CPM seadanya. Presiden tidak boleh lagi menggunakan helikopter, hanya boleh menggunakan mobil,” kenang Maulwi.
Pascabubarnya Tjakrabirawa pada 1967, pengawalan Presiden Sukarno diserahkan kepada Pomad AD yang pro Soeharto. Sementara untuk keperluan pribadi Presiden, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang dipimpin oleh Letkol. Polisi Mangil Martowidjojo, tetap bertugas seperti biasa. Detasemen itu sudah berdiri semenjak awal masa kepresidenan Sukarno.
Menurut Maulwi, para pengawal dari DKP itu mengalami tekanan batin yang sangat mendalam ketika mengawal Sukarno di pengujung kekuasaannya. Tak jarang anggota Pomad AD membentak anggota DKP hanya karena dianggap melayani presiden secara berlebihan kendati sekadar menjalankan kewajiban saja.
Pernah seorang anggota DKP mengawal Bung Karno ke Bogor dan membukakan pintu mobil setibanya di Istana Bogor. Seorang perwira Satgas Pomad langsung membentak dan melarang anggota DKP membukakan pintu mobil yang ditumpangi Presiden Sukarno. “Biar dia buka sendiri, kamu kultus!” kata Maulwi mengutip kesaksian seorang anggota DKP bernama Suwarto.
Perlahan Presiden Sukarno makin dikucilkan. Kendati sempat menghadiri berbagai acara di mana dia memberikan pidato, tak satu pun media yang menyiarkan pidatonya. Setelah Pidato Nawaksara 10 Januari 1967 ditolak MPRS, Sukarno resmi diberhentikan. Jadi tahanan rumah dan tinggal di Wisma Yaso sampai nyawa menjemputnya pada 21 Juni 1970.
Bagaimana nasib pengawal-pengawalnya? Pada 1967, Maulwi diinterogasi di markas Kopkamtib. Ditanyai seputar keterlibatan Presiden Sukarno dalam peristiwa G30S 1965. Maulwi sendiri yakin Sukarno tak mengetahui ihwal peristiwa penculikan dan pembunuhan jenderal Angkatan Darat itu.
“Waktu itu (1 Oktober 1965 – Red) begitu Bung Karno turun dari mobil di Slipi, di rumahnya Haryati (istri kelima Sukarno –Red) dia langsung bilang wah! Ik ben overrompeld (wah saya kaget). Mukanya kelihatan bingung,” kata Maulwi. “Saya yakin dia tidak tahu menahu kejadian itu.”
Pemeriksaan terhadap dirinya ternyata berujung pada pemenjaraan. Pada hari yang sama, setelah diinterogasi Kopkamtib, Maulwi tak pernah diizinkan pulang sampai lima tahun lebih kemudian. “Ya begitu saja, saya dipanggil, lantas nggak dikasih pulang sampai lima tahun lebih,” katanya.
Maulwi ditahan di Rumah Tahanan Militer Budi Utomo, Jakarta Pusat selama 4 tahun 8 bulan. Kemudian ditahan di Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta Timur selama setahun. Untuk membuat Maulwi tertekan, Kopkamtib sengaja Maulwi menempatkan Maulwi di sel isolasi. “Kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan. Selama seminggu saya dibuat menderita. Kelaparan dan kehausan. Untung ada penjaga bekas anak buah yang berbaik hati memberikan saya pisang goreng,” kenang Maulwi.
Setelah lima tahun lebih dipenjara, Maulwi dipanggil ke kantor petugas militer. Dinyatakan bebas. “Ya sudah begitu saja. Ditahan dan dilepas seenaknya. Saya, Mursid (Mayjen. Mursid, mantan Dubes RI untuk Filipina –Red) dan beberapa kawan pengawal Bung Karno lainnya juga dibebaskan. Diantar pakai mobil pick up,” ujar mantan kapten Timnas Indonesia tahun 1950-an itu.
Tak terima perlakuan semena-mena, begitu dibebaskan Maulwi sambangi markas CPM. “Saya tekan mereka. Saya tanya sama mereka saya ini komunis bukan? Apa saya ini terlibat G30S nggak? Mereka bilang nggak. Kalau begitu kasih saya surat keterangan kalau saya tak terlibat,” tuturnya, memutar kembali ingatan ke masa lalu.
Kini Maulwi Saelan mengisi hari-harinya dalam bidang pendidikan dengan menjadi ketua Yayasan Syifa Budi, Kemang, Jakarta Selatan (sekolahnya lebih dikenal dengan Al-Azhar Kemang-Red). Lelaki yang diangkat jadi anak ke-13 oleh Buya Hamka itu kini tengah menyiapkan terbitnya sebuah biografi yang bakal diluncurkan Oktober tahun ini. “Sejarah harus diluruskan,” pungkasnya.

#MelawanLupa! KISAH PENGAWAL SOEKARNO

Foto : Maulwi Saelan (mengenakan baret) 
Sebelah kanan Presiden Sukarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Korea Utara.
Mengawal Presiden Sukarno sejak 1962. Pernah jadi kapten timnas Indonesia. Dipenjara Orde Baru tanpa proses pengadilan.
Maulwi Saelan (mengenakan baret) sebelah kanan Presiden Sukarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Korea Utara.
MAULWI Saelan, 87 tahun, mantan wakil komandan Tjakrabirawa, pasukan penjaga Presiden Sukarno, masih ingat suatu hari di tahun 1966. Sambil membawa secarik surat dia menghadap Presiden Sukarno. “Saya lapor pada bapak kalau saya dipanggil untuk kembali ke korps.Itu pertemuan terakhir kalinya dengan Bung Karno,” kata Maulwi Saelan ditemui di Sekolah Syifa Budi, Kemang, Jakarta Selatan, Jum’at (21/06).
Waktu itu Maulwi berpangkat kolonel CPM. Ditarik dari penugasannya sebagai wakil komandan Tjakrabirawa. Selang beberapa lama setelah peristiwa G30S 1965, ring satu yang mengitari Presiden Sukarno mulai dipreteli. Limabelas menteri dalam Kabinet Dwikora ditangkap. Pengawalan terhadap Presiden Sukarno perlahan dikurangi dan kemudian ditiadakan sama sekali bersamaan pembubaran Tjakrabirawa.
“Fasilitas untuk presiden mulai dikurangi. Pengawalan hanya dilakukan oleh CPM seadanya. Presiden tidak boleh lagi menggunakan helikopter, hanya boleh menggunakan mobil,” kenang Maulwi.
Pascabubarnya Tjakrabirawa pada 1967, pengawalan Presiden Sukarno diserahkan kepada Pomad AD yang pro Soeharto. Sementara untuk keperluan pribadi Presiden, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang dipimpin oleh Letkol. Polisi Mangil Martowidjojo, tetap bertugas seperti biasa. Detasemen itu sudah berdiri semenjak awal masa kepresidenan Sukarno.
Menurut Maulwi, para pengawal dari DKP itu mengalami tekanan batin yang sangat mendalam ketika mengawal Sukarno di pengujung kekuasaannya. Tak jarang anggota Pomad AD membentak anggota DKP hanya karena dianggap melayani presiden secara berlebihan kendati sekadar menjalankan kewajiban saja.
Pernah seorang anggota DKP mengawal Bung Karno ke Bogor dan membukakan pintu mobil setibanya di Istana Bogor. Seorang perwira Satgas Pomad langsung membentak dan melarang anggota DKP membukakan pintu mobil yang ditumpangi Presiden Sukarno. “Biar dia buka sendiri, kamu kultus!” kata Maulwi mengutip kesaksian seorang anggota DKP bernama Suwarto.
Perlahan Presiden Sukarno makin dikucilkan. Kendati sempat menghadiri berbagai acara di mana dia memberikan pidato, tak satu pun media yang menyiarkan pidatonya. Setelah Pidato Nawaksara 10 Januari 1967 ditolak MPRS, Sukarno resmi diberhentikan. Jadi tahanan rumah dan tinggal di Wisma Yaso sampai nyawa menjemputnya pada 21 Juni 1970.
Bagaimana nasib pengawal-pengawalnya? Pada 1967, Maulwi diinterogasi di markas Kopkamtib. Ditanyai seputar keterlibatan Presiden Sukarno dalam peristiwa G30S 1965. Maulwi sendiri yakin Sukarno tak mengetahui ihwal peristiwa penculikan dan pembunuhan jenderal Angkatan Darat itu.
“Waktu itu (1 Oktober 1965 – Red) begitu Bung Karno turun dari mobil di Slipi, di rumahnya Haryati (istri kelima Sukarno –Red) dia langsung bilang wah! Ik ben overrompeld (wah saya kaget). Mukanya kelihatan bingung,” kata Maulwi. “Saya yakin dia tidak tahu menahu kejadian itu.”
Pemeriksaan terhadap dirinya ternyata berujung pada pemenjaraan. Pada hari yang sama, setelah diinterogasi Kopkamtib, Maulwi tak pernah diizinkan pulang sampai lima tahun lebih kemudian. “Ya begitu saja, saya dipanggil, lantas nggak dikasih pulang sampai lima tahun lebih,” katanya.
Maulwi ditahan di Rumah Tahanan Militer Budi Utomo, Jakarta Pusat selama 4 tahun 8 bulan. Kemudian ditahan di Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta Timur selama setahun. Untuk membuat Maulwi tertekan, Kopkamtib sengaja Maulwi menempatkan Maulwi di sel isolasi. “Kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan. Selama seminggu saya dibuat menderita. Kelaparan dan kehausan. Untung ada penjaga bekas anak buah yang berbaik hati memberikan saya pisang goreng,” kenang Maulwi.
Setelah lima tahun lebih dipenjara, Maulwi dipanggil ke kantor petugas militer. Dinyatakan bebas. “Ya sudah begitu saja. Ditahan dan dilepas seenaknya. Saya, Mursid (Mayjen. Mursid, mantan Dubes RI untuk Filipina –Red) dan beberapa kawan pengawal Bung Karno lainnya juga dibebaskan. Diantar pakai mobil pick up,” ujar mantan kapten Timnas Indonesia tahun 1950-an itu.
Tak terima perlakuan semena-mena, begitu dibebaskan Maulwi sambangi markas CPM. “Saya tekan mereka. Saya tanya sama mereka saya ini komunis bukan? Apa saya ini terlibat G30S nggak? Mereka bilang nggak. Kalau begitu kasih saya surat keterangan kalau saya tak terlibat,” tuturnya, memutar kembali ingatan ke masa lalu.
Kini Maulwi Saelan mengisi hari-harinya dalam bidang pendidikan dengan menjadi ketua Yayasan Syifa Budi, Kemang, Jakarta Selatan (sekolahnya lebih dikenal dengan Al-Azhar Kemang-Red). Lelaki yang diangkat jadi anak ke-13 oleh Buya Hamka itu kini tengah menyiapkan terbitnya sebuah biografi yang bakal diluncurkan Oktober tahun ini. “Sejarah harus diluruskan,” pungkasnya.

SALAH BESAR ANGGAPAN LAHIRAN CESAR LEBIH ENAK DIBANDINGKAN NORMAL

Kata siapa melahirkan secara Secar (SC) itu lebih enak ketimbang lahiran secara normal ? kata siapa Ibu yang melahirkan secar itu belumlah menjadi Ibu yang sempurna seperti Ibu yang melahirkan normal? kata siapa Ibu yang lahiran SC itu manja dan takut sakit ? kata-kata itulah yang seringkali muncul dari mulut orang yang sama sekali tidak tahu sakit dan beratnya melahirkan secara Secar.

Sejatinya tidak ada Ibu manapun di dunia ini yg menginginkan melahirkan secara Secar walau saat ini beberapa kasus Ibu lahir secar memang direncanakan karena alasan-alasan tertentu di luar Indikasi medis. Tapi saya yakin secar non indikasi semcam itu jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan Indikasi secar dilakukan karena mempertimpangkan keselamatan Ibu dan janin.

Berikut ini adalah beberapa Indikasi yang menyebabkan seorang Ibu harus menjalani operasi Secar:
- Ukuran bayi besar, sementara panggul ibu kecil.
- Bayi menderita kelainan misalnya spina bifida.
- Posisi kepala janin tidak berada di bawah / sungsang.
- Ibu menderita penyakit jantung
- Plasenta previa / plasenta menutup jalan lahir
- Ibu terinfeksi virus HIV.
- Infeksi herpes genital yang aktif
- Komplikasi Pre-Eklampsia / kejang kehamilan
- kegagalan persalinan dengan induksi
- kegagalan persalinan dengan alat bantu (forcep atau vakum)

Banyak sekali indikasi yang menyebabkan seorang Ibu akhirnya harus menjalani secar, jadi bukan semata-mata karena Sang Ibu ingin "enak" tanpa merasakan sakitnya bersalin tapi lebih karena pertimbangan keselamatan Ibu dan Janin dan kebanyakan Ibu yang harus menjalani secar justru malah melewati masa-masa berat dan menyakitkan yang melebihi seorang Ibu yang melahirkan normal akibat-akibat Indikasi diatas.

Bayangkan saja perjuangan seorang Ibu yang mengalami gagal persalinan setelah sebelumnya di Induksi. Padahal sang Ibu sudah merasakan kontraksi yang hebat dan berharap bisa lahir normal tapi apa daya tidak ada kemajuan dan akhirnya harus menjalani oeprasi secar, itu berarti Sang Ibu mendapat kesakitan ganda. Kesakitan saat berusaha lahiran normal dan kesakitan karena luka operasi yang harus dirasakan setelahnya.

Belum lagi untuk indikasi Plasenta previa atau placenta yang menutupi jalan lahir. Seorang ibu dengan Placenta previa selama kehamilannya dapat mengalami perdarahan yang lebih sering, apa lagi yang placentanya total menutupi jalan lahir. Dikala itu Sang Ibu harus benar-benar berhati-hati dan bahkan ada yang harus beberapa bulan bed rest total supaya tidak terjadi perdarahan hebat yang bisa membahayakan janinnya. Sementara Ibu dengan palcenta normal dapat bebas kemana sana dan ngaain aja tanpa kuatir perdarahan.

Sekarang ke indikasi komplikasi pre-eklampasia, seorang Ibu dengan tanda-tanda preeklampsia seperti tekanan darah tinggi sangat berisiko jika harus menjalani proses persalinan normal karena rawan terjadinya kejang dan koma. Nah kondisi semcam ini dapat meningkatkan resiko kematian tak hanya janin tapi juga Ibu. Dahulu sebelum, kemajuan dunia kedokteran seperti sekarng, angka kematian Ibu dan janin dalam kasus ini sangat tinggi.

Seorang Ibu yang melahirkan secar akan lebih lama dirawat di rumah sakit, berbeda dengan seseorang yang melahirkan normal yang setelah 1x24 jam sudah bisa langsung pulang dan beraktifitas seperti biasa. Hal ini sangat berbeda dengan seorang Ibu yang melahirkan secar dimana masih harus berjuang untuk menyembuhkan lukanya dan harus tetap menginap dirumah sakit selama 4-6 hari. Tidak hanya itu rasa nyerinya pun masih tetap terasa selama beberapa minggu setelah secar dan bahkn beberapa bulan dan tahun setelah secarnya. Jadi beruntunglah anda yg bisa menjalani persalinan normal dan tidak merasakan kesakitan yg dialami ibu yang lahir secara secar.

Biaya yang lebih besar harus ditanggung seseorang yang menjalani secar. Mereka yang tidak dijamin asuransi/BPJS otomatis akan membayar lebih mahal ketimbang mereka yang menjalani persalinan normal dan tentu hal semcam ini sebanrnya tidak diinginkan. Tapi demi melihat Sang ibu dan bayi dapat lahir normal kedunia calon orang tua rela menrogoh kocek lebih dalam untuk menjalani operasi secar karena indikasi-indikasi medis diatas. Jadi tak hanya lebih lama sembuh tapi oprasi secar juga membutuhkan biaya lbh mahal.

Itu hanya segelintir penjelasan kenapa melahirkan lewat secar juga nyata-nyata membutuhkan perjuangan besar yang tak kalah dengan proses perjuangan dalam melahirkan normal dan bahkan Ibu yang melahirkan secar lbh perlu ekstra kesabaran karena lebih banyak problem yang dihadapi selama proses kehamilan hingga menghantarkan kelahiran sang anak kedunia. Untuk itulah sudah sewajarnya kita selalu memberikan respect yang luar biasa besar bagi para Ibu, baik yang melahirkan normal dan secar karena mereka itulah sejatinya wanita yang rela bertaruh nyawa untuk melahirkan buah hati mereka ke dunia.

salam sehat
dr. Ryan Thamrin

MUSLIM HARUS MEMILIH PEMIMPIN MUSLIM

UMAR MARAH MENDENGAR SEORANG NASRANI DIANGKAT JADI KEPERCAYAAN

“Suatu hari Umar bin Khathab r.a memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari r.a untuk segera menunjuk pemimpin kepercayaan untuk pencatat pengeluaran dan pemasukan pemerintah Islam di Syam".

Abu Musa lalu menunjuk seorang yang beragama Nasrani dan Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi.

Umar bin Khathab pun kagum dengan hasil pekerjaannya. Lalu Umar berkata: ‘Hasil kerja orang ini bagus, bisakah orang ini didatangkan dari Syam untuk rapat melaporkan laporan di depan kami?’.

Abu Musa menjawab: ‘Ia tidak bisa masuk ke tanah Haram (Mekkah dan Madinah)'.

Umar bertanya: ‘Kenapa? Apa karena ia junub?’.

Abu Musa menjawab: ‘Bukan, karena ia seorang Nasrani’.

Umar pun langsung marah, menegurku keras dan memukul pahaku dan berkata: ‘Pecat dia! cari dan angkat seorang muslim".

(maksud Umar; 'apa tidak ada muslim lain yang lebih baik, pasti Allah SWT telah menyediakan banyak calon pemimpin muslim yang lebih baik untuk umat', cari sampai ketemu).

Umar lalu membacakan ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengangkat orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengangkat mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka (kafir). Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim‘”. (QS. Al Maidah: 51)

Sumber : Tafsir Ibnu Katsir,.

Keterangan :
Orang dzalim yaitu orang yang selalu berbuat dosa karena kebodohan akibat tidak pernah dan tidak mau tahu tentang ilmu agama.

Semoga Bermanfaat

Senin, 26 September 2016

AMALAN SUNNAH SETELAH BANGUN TIDUR

Ketika bangun tidur apa yang biasanya kita lakukan? Periksa Hape apakah ada pesan baru, melihat jam, melakukan peregangan otot, atau ada yang lainnya?
Hmm… mulai sekarang, kita biasakan melakukan sunah Rasulullah SAW. yuk! Manfaatnya untuk dunia dan juga akhirat.
Begitu membuka mata di pagi hari, Ini dia beberapa hal yang Rasulullah lakukan:
1. Berdo’a ketika bangun tidur
Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilaihinnusyuur.
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mewafatkan (menidurkan) kami, dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari)
2.Mengusap bekas tidur yang ada di wajah dengan tangan
Menurut Imam an-Nawawi dan al-Hafizh Ibnu Hajar, hal ini dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap bekas tidur dari wajahnya dengan tangannya.” (HR. Muslim)
3. Bersiwak
“Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam media briefing ' Sensodyne Expert Sharing' di Aula Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Senin (20/9/2010), drg Robert Lessang, Sp.Perio mencontohkan salah satu kebiasaan menggosok gigi yang tidak tepat.
Menurutnya, kebiasaan menggosok gigi lebih tepat untuk dilakukan saat bangun tidur daripada sesudah sarapan pagi. Tujuannya memang bukan untuk membersihkan sisa makanan melainkan mencegah terbentuknya plak atau karang gigi.
"Sesudah sarapan pagi, pH di mulut turun sehingga risiko terjadinya abrasi atau pengikisan di gigi lebih tinggi. Sebaiknya jangan langsung menyikat gigi setelah makan, beri waktu setidaknya 25 menit," ungkap drg Robert.
Abrasi atau pengikisan gigi menyebabkan lapisan terluar gigi yakni enamel menipis, sehingga lapisan di bawahnya yakni dentin menjadi terbuka. Lapisan dentin ini langsung terhubung dengan syaraf sehingga sangat sensitif jika tidak terlindungi.
Bahkan jika terburu-buru, sisa makanan di gigi cukup dibersihkan dengan dental floss atau berkumur setelah sarapan. Asalkan saat bangun tidur sudah menggosok gigi, maka plak baru mulai terbentuk lagi 4-8 jam sesudahnya.
4. Ber- istintsar
Yaitu, mengeluarkan/menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila seorang di antara kalian bangun tidur, maka beristintsarlah tiga kali, karena sesungguhnya syaitan bermalam di ujung (rongga) hidungnya.” (Muttafaq ‘alaih)
5. Mencuci kedua tangan tiga kal i
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila salah seorang kalian bangun tidur, janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali.” (Muttafaq ‘alaih)
Demikianlah beberapa poin yang bisa kita tiru dari kebiasaan-kebiasaan Rasulullaah setelah bangun tidur. Ada yang mau untuk menjadikannya kebiasaan setiap hari?