Senin, 07 Januari 2013

tentang INJIL

tebar iLmu. GW MAU BAHAS INJIL.
Injil Markus
Injil Markus adalah kitab kedua
Perjanjian Baru. Meskipun ini
merupakan kitab kedua, kitab ini
dianggap yang tertua oleh para
pakar Alkitab. Injil Markus termasuk
Injil Sinoptis. Penulis Injil ini adalah
Markus, yang disebut juga Yohanes
(cf. Kisah Para Rasul 12:12, 12:25,
15:37), kemenakan Barnabas, rekan
sekerja Paulus (cf. Kolose 4:10, yang
disebut Petrus sebagai "anaknya",
kemungkinan besar merujuk pada
istilah anak rohani, atau semacam
muridnya. (1 Petrus 5:13). Markus
menulis Injil ini terutama untuk
orang-orang Grika dan bangsa-
bangsa lainnya yang berbicara
bahasa Yunani di kekaisaran
Romawi, berbeda dengan Matius
yang menulis untuk orang-orang
Yahudi. Hal ini dapat dilihat dari
pilihan kata yang digunakan,
referensi-referensi Perjanjian Lama
yang dicantumkan, penjelasan
tentang adat-istiadat orang Yahudi
yang ditujukan kepada kaum non-
Yahudi. Markus juga menggunakan
istilah Anak Allah untuk menyebut
Tuhan Yesus (Markus 1:1),
bandingkan dengan Matius yang
menggunakan istilah Anak Daud
(Matius 1:1) dan Lukas yang
menggunakan istilah Anak Manusia
dan Firman.
Injil Matius
Nama Injil Matius diambil dari nama
pendeta Matius dari gereja
Alexandria Mesir dalam bahasa
Hebrew. Beliau dipercayai sebagai
orang pertama yang menghasilkan
risalah kandungan sejarah. Hasil
karangan Matius ini dikarang 20 –
27 tahun setelah Nabi Isa tiada.
Bahkan kitab asli karangan Matius
sendiri telah hilang, ini diakui
sendiri oleh umat Kristian. Setelah
itu injil dalam Bahasa Yunani
dijumpai, dan dikatakansebagai Injil
karangan Matius. Banyak tokoh
Kristian menolak pendapat bahwa
Injil ini merupakankarangan Matius,
tetapi sebaliknya merupakan
karangan gurunya, Petrus.
Injil Lukas
Injil Lukas diambil dari nama
pendeta Lukas dari tahun 25 – 30
M. Beliau juga tidak pernah bertemu
Nabi Isa. Banyak tokoh Kristian
sendiri mengakui bahwa Injil
karangan Lukas merupakan fakta
palsu yang bukan merupakan ajaran
Nabi Isa. Sebenarnya beliau
mengarang injil ini disebabkan
tekanan gereja waktu itu. Begitu
juga dengan Markus dan Yahya.
Kesemuanya tidak pernah hidup
sezaman dengan Nabi Isa.
Injil Yahya
Kitab Injil Yahya diambil dari nama
pendeta Yahya atau lebih dikenal
sebagai Yohanes. Beliau
merupakanputera saudara
perempuan Maryam yaitu ibu Nabi
Isa. Yahya mengarang injilnya dalam
bahasa Yunani antara tahun 45 – 65
M. Banyak pendeta meragukan
kandungan Injil Yohanes ini. Bahkan
Encyclopedia Britanica menegaskan
bahwa Injil yahya tidak syak lagi di
karang oleh seorang mahasiswa
Institusi Iskandariah dan bukannya
karangan Yahya.
Persoalan mengapa di dalamnya
berisi Taurat juga tidak dapat
dijawab dengan pasti. Ini mungkin
juga merupakan bukti bahwa bangsa
Yahudi selalu ingin memalsukan
fakta Injil asli, karena mereka,
orang-orang Yahudi itu, senang bila
dapat menyesatkan kaum Kristian
dari ajaran asli Nabi Isa, dan
nampaknya mereka berhasil
melakukannya.
Persidangan Nicea
Menurut perkiraan para ahli sejarah,
kitab Injil yang masih asli belum
diikuti campur tangan para pendeta,
masih ada hingga 325 M. Namun
setelah tahun 325 M, kitab ini mulai
dinodai oleh Raja Konstantin Roma
melalui mekanisme Persidangan
Nicea. Karena semasa persidangan
ini terdapat perdebatan dan
pertentangan pendapat mengenai
ketuhanan dan kenabian Isa,
perdebatan dalam ajaran pokok
akidahnya. Satu pendapat (Golongan
Arius) mengatakan bahwa Nabi Isa
hanyalah seorang manusia dan Nabi
yang membawa ajaran agama dari
Tuhan. Satu pihak lagi mengatakan
bahwa Nabi Isa ialah “anak Tuhan”.
Pendapat tentang Isa “anak Tuhan”
ini didukung oleh pihak gereja dari
Alexandria yang diketuai
olehpenolong Bishop Iskandariah
bernama Athanasius.
Raja Konstantin mempunyai niat
tersirat untuk campur tangan dalam
hal agama, demi menjaga hak
politiknya agar tidak jatuh ke tangan
orang lain. Semasa persidangan
tersebut, sebanyak 2048 orang
Uskup telah hadir untuk
membincangkan perselisihan
pendapat mengenai Nabi Isa.
Sebanyak 1730 orang telah setuju
bahwa Nabi Isa adalah seorang
manusia biasa yang diutus Allah,
318 orang mengatakan bahwa Isa
ialah Anak Tuhan. Walau
bagaimanapun majoritas pendapat
ini ditolak mentah-mentah Raja
Konstantin dan mengambil pendapat
minoritas, yaitu Nabi Isa adalah
seorang anak Tuhan.
Arius ketua pendukung bahwa Nabi
Isa bukan anak Tuhan.
Arius (250-336 M) adalah salah
seorang murid utama Lucian
berbangsa Libya yang juga bersama-
sama dengan gurunya menegakkan
ajaran Tauhid kepada Allah, Arius
merupakan seorang presbyter (ketua
majelis agama/gereja) digereja
Baucalis Alexandria, salah satu
gereja tertua dan terpenting di kota
itupada tahun 318 M.
Sejak mangkatnya Lucian pada
tahun 312 M ditangan orang-orang
gereja Paulus, perlawanan Arius
terhadap doktrin Trinity semakin
memuncak, dan dalam
perjuangannya ini, Arius
mendapatkan dukungan dua orang
saudara Kaisar Constantin yang
bernama Constantina dan Licunes.
Penentangan Arius Terhadap Teori
Trinitas
“Jika Jesus itu benar-benar anak
Tuhan atau Tuhan itu sendiri, maka
Bapa harus ada lebih dahulu.
Olehkarena itu harus ada “masa”
sebelum adanya anak. Artinya anak
adalah makhluk. Maka anak itu pun
tidak selamanya ada atau tidak
abadi. Sedangkan Tuhan yang
sebenarnya haruslah abadi, berarti
Jesus tidaklah sama dengan Tuhan.“
Atas pandangan Arius tersebut,
sebanyak 100 orang pendeta Mesir
dan Libya berkumpul untuk
mendengar pandangan Arius. Dalam
kesempatan ini Arius
mengemukakan kembali
pendangannya:
“Ada masa sebelum adanya Jesus,
sedangkan Tuhan sudah ada
sebelumnya. Jesus ada kemudian,
dan Jesus hanyalah makhluk biasa
yang bisa binasa seperti makhluk-
makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak
mungkin binasa!”
Arius memperkuat pendapatnya
dengan sejumlah ayat-ayat Bible
seperti Yohanes 14:8, “Bapa lebih
besar daripada Jesus”; Seandainya
kita mengakui bahwa Jesus adalah
sama dengan Tuhan, maka kita harus
menolak kebenaran ayat Yohanes
tersebut.
Pendapat Arius ini secara sederhana
dapat dijelaskan sebagai berikut:
"Jika Jesus memang “anak Tuhan”,
maka akan segera disertai
pengertian bahwa “Bapak Tuhan”
haruslah ada terlebih dahulu
sebelum adanya sang “Anak”.
Oleh sebab itu tentulah akan
terdapat jurang waktu ketika “Anak”
belum ada. Oleh karena “Anak”
adalah makhluk yang tersusun dari
sebuah “esensi” atau makhluk yang
tidak selalu ada. Sementara Tuhan
merupakan zat yang bersifat mutlak,
kekal, tidak terlihat dan berkuasa,
maka Jesus tidak mungkin bisa
menjadi sifat yang sama
sebagaimana sifat Tuhan.
Argumen Arius ini tidak dapat
dilawan lagi, maka mulai tahun 321
M Arius dikenal sebagai
seorangpresbyter pembangkang. Ia
mendapat banyak dukungan dari
Uskup-uskup di daerah Timur. Hal
ini membuat Alexandria (yang
pernah menghukum mati Origen
tahun 250 M) menjadi semakin
marah.
Arius pula orangnya yang sangat
menentang keras keputusan Nicea
tahun 325 M, sehingga senantiasa
mendapatkan tantangan dari orang-
orang gereja Paulus. Pada tahun 336
Arius dibunuh di Constantinopel
dalam satu muslihat yang licik.
Setelah pembunuhan ini segala
usaha menentang trinitas dilawan
habis-habisan. Naskah Injil
diseragamkan. Naskah yang tidak
sama dengan milik Gereja Pauline
dimusnahkan dan dihapuskan dari
bumi Kerajaan Romawi. Inilah
sejarah awal tersesatnya ajaran
Kristian.
Tentang Bible
Dalam persidangan Nicea, beberapa
Doktrin diperkenalkan, diantaranya
Doktrin Trinitas dan Doktrin
Penebusan Dosa. Konsep Trinitas
sebenarnya telah direka oleh
Athanasius, seorang pegawai Gereja
Mesir dari Iskandariah, diterima
oleh Majelis Nicaea pada 325 M.
Konsep Trinity [KeEsaan Tiga] ini
serupa filsafat Plato, kepercayaan
Yunani, "Neo-Platonisme” yang
mempercayai “Tiga Kekuatan”.
Kemungkinan doktrin trinitas
tertulari kepercayaan Yunani kuno
ini. Trinity yang di pelopori oleh
Paulus merupakan ajaran agama
Yunani-Romawi, yaitu kerajaan yang
berkuasa di Roma pada masa itu.
Jadi paham trinitas dari Katolik
Roma atau pun aliran kristen yang
lain jelas merupakan hasil proses
masuknya ajaran lain dalam ajaran
Isa, dan bukannya ajaran asli Nabi
Isa sendiri!
Begitu juga dengan Dokrin
Penghapusan Dosa yang dipelopori
Gereja Alexandria di mana mereka
mengatakan bahwa Nabi Isa telah
disalib demi tujuan menyelamatkan
seluruh umat manusia. Ajaran ini
juga jelas hasil proses masuknya
ajaran agama romawi Kuno. Hari
Minggu yang dianggap hari Suci bagi
agama Kristian merupakan hasil
pengaruh daripada Kepercayaan ini
dan tanggal 25 Desember yang
diperingati sebagai Natal,
Sebenarnya merupakan tanggal
kelahiran tuhan Matahari mereka
yaitu “Mithra” dan jelas bukan
tanggal lahir Nabi Isa.
Mulai tahun 1582 di Rheims, Bible
diterjemahkan dari bahasa Latin
berdasarkan Bible Versi Tyndale
(yang digunakan Gereja Katolik
Roma), juga dikenali sebagai Roman
Chatolic Version. Ini merupakanversi
bible yang tertua yang dikenal.
Sejak itu sebanyak 4 kali terjemahan
telah dibuat. Pada tahun 1611 King
James-I telah memerintahkan
supaya dilakukan penulisan ulang
karena terdapatnya pertentangan-pe
rtentangan yang meragukan. Versi
penulisan ulang ini kini dinamakan
King James Version (KJV) yaitu
dengan tidak memasukkan 7 buku
kecil (bab). Versi ini selanjutnya
dirilis ulang pada tahun 1881 dan
diperbaharui pada tahun 1952 dan
1971. kedua Versi terakhir ini
dinamakan Revised Standard Version
(RSV).
Collin yaitu percetakan yang
mengeluarkan Revised Standard
Version (RSV) melaporkan bahwa:
“Meskipun begitu, Versi Raja James
memiliki cacatan-cacat yang serius,
dan cacat ini ada terlalu banyak dan
terlalu serius sehingga satu
penulisan ulang masih benar-benar
diperlukan.”
Pada masa kini terdapat lebih
kurang 1.500 naskah Bible pelbagai
bahasa, telah diterjemahkan ke
dalam bahasa ibu suatu negara dan
ethniknya. Bagaimana pula jauhnya
penyimpangan mengingat
keterbatasan kosakata setiap
bahasa? Dan manakah yang bisa
dijadikan standar pengajaran?
Umat Kristian sendiri ada yang
secara jujur dan arif mengakui
bahwa Injil telah dinodai oleh
tangan mereka sendiri.
Bagaimanakah umat Kristian di
Indonesia, apakah berani sejujur
ini? — 

Tidak ada komentar: